Berseberangan dengan Gus Dur, Gus Ipul Sebut Deklarasi ‘AMIN’ Bikin Sedih Kiai di Jatim – Berita Jatim

by
Berseberangan dengan Gus Dur, Gus Ipul Sebut Deklarasi 'AMIN' Bikin Sedih Kiai di Jatim

Pahami.id – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Saifullah Yusuf menilai terpuruknya pemilu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMin) di Jatim karena banyak masyarakat yang bersedih. Keputusan Muhaimin atau Cak Imin memilih Anies menimbulkan kekecewaan di kalangan kiai.

Sebelumnya, dalam survei Eksekutif Indikator Politik Indonesia yang dilakukan periode 14-20 September 2023, pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di Jawa Timur kalah jauh dari Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Pasangan AMIN hanya mencapai 14,4 persen. Padahal, pada Maret lalu elektabilitas Anies Baswedan mencapai 20 persen. Sedangkan Ganjar Pranowo unggul 43,9 persen dan Prabowo Subianto 33,8 persen.

Saifullah Yusuf mengatakan, Kiai kecewa karena deklarasi tersebut tanpa informasi yang jelas.

“Jadi bisa dikatakan (kiai) mundur selangkah. Lalu, ada juga yang mencari alasan atas keputusan yang diambil Cak Imin tersebut. Sebab, ini sesuatu yang luar biasa, kata Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, saat dihubungi Pahami.id, Senin (2/10/2023).

Pria yang akrab disapa Gus Ipul ini juga mengatakan, sebagian kiai menganggap langkah Muhaimin atau Cak Imin sebagai deklarasi meninggalkan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Cak Imin akhirnya beraliansi dengan orang-orang yang dianggap menentang Gus Dur dan Pak Jokowi. Saya baru saja membaca hasil surveinya lho. “Karena hasil surveinya seperti itu,” ujarnya.

Dinamika politik yang terjadi membuat para kiai bersatu secara sembunyi-sembunyi, bukan di permukaan.

“Maunya apa dan mau ke mana? Saya kira ini tidak mudah. ​​Semua kaiai-kaiai ini memperhatikan dan mengikuti perkembangan yang ada,” ujarnya.

Kondisi itu pun akhirnya mematahkan pernyataan Cak Imin saat deklarasi saat bertemu dengan kiai NU. Banyak kiai yang masih belum mengetahui dinamika yang terjadi.

“Setahu saya, saya belum (bertemu dengan kiai). Artinya mereka belum memberikan penjelasan mendalam kenapa keputusan itu diambil. Maksudnya sebelum deklarasi lho. Bukan setelah deklarasi. ,” dia berkata.

Pasca deklarasi AMIN memang ada pertemuan dengan kiai, namun sejauh mendoakan dan memohon restu kiai.

“Tentu saja kiai ketika merekasowani ya, itu sangat mungkin. Ada yang bisa. Tapi, dukungan tidak dijamin,” katanya.

“Tapi yang saya tahu, kiai sekarang sedang konsolidasi. Suatu saat mereka akan memutuskan siapa yang akan didukung. Masih besar kemungkinan mereka (kiai) akan mengubah arah dukungannya,” imbuhnya.

Gus Ipul menegaskan, PBNU tidak akan terlibat dalam mendukung calon presiden dan wakil presiden. Hal ini sesuai aturan dalam organisasi. Mayoritas warga NU disebut-sebut menginginkan hal serupa.

Namun kiai sebagai pengurus pesantren perlu mendapatkan informasi otentik mengenai calon presiden dan wakil presiden. Jadi, siapapun yang bersilaturahmi dengan kiai pasti diterima.

“Karena para kiai-kiai ini sering dimintai tanggapan dan diajak berdiskusi. Namun seiring berjalannya waktu, suara kiai ini akan menjadi suara penentu di saat-saat akhir,” jelasnya.

Kontributor: Yuliharto Simon Christian Yeremia