Jakarta, Pahami.id —
Sebuah kendaraan Truk Siber Tesla meledak dan terbakar di luar hotel milik Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Las Vegas, Rabu (1/1).
Dalam kejadian tersebut, satu korban meninggal dunia dan tujuh orang luka-luka.
Rekaman yang direkam saksi di dalam dan di luar hotel menunjukkan kendaraan tersebut meledak dan terbakar saat diparkir di luar hotel.
Insiden itu terjadi beberapa jam setelah seorang pria mengemudikan truk secara membabi buta ke arah kerumunan di New Orleans. Sepuluh orang tewas dalam tabrakan massal di New Orleans.
Seperti kejadian di New Orleans, FBI pun turun tangan menyelidiki ledakan Tesla Cybertruck di Las Vegas.
CEO Tesla yang juga penasihat Presiden AS Donald Trump, Elon Musk, mengatakan ledakan itu tidak ada hubungannya dengan Cybertruck itu sendiri.
“Kami sekarang telah memastikan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh petasan/kembang api dan/atau bom berukuran sangat besar yang dibawa dalam Cybertruck sewaan dan tidak ada hubungannya dengan kendaraan itu sendiri,” kata Musk dalam sebuah postingan di X.
“Seluruh telemetri kendaraan positif pada saat ledakan terjadi,” tambahnya.
Telemetri melibatkan pengumpulan data otomatis dari sumber jarak jauh. Data yang terkumpul akan dikirim ke pusat kendali untuk dapat dianalisis.
Korban tewas dalam ledakan ditemukan di dalam Cybertruck model 2024.
“Kami mempunyai banyak pertanyaan,” kata agen khusus FBI Jeremy Schwartz seperti dikutip Reuters, “Kami memobilisasi sumber daya. Kami akan terus melakukannya sampai kami menyelesaikan masalah ini dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa.”
McMahill mengatakan Cybertruck tiba di gedung Trump pada pukul 08.40 waktu setempat.
Dia mengatakan pihak berwenang juga mewaspadai serangan di New Orleans yang terjadi pada Rabu pagi. FBI mengatakan potensi bahan peledak ditemukan di kendaraan yang digunakan dalam serangan di New Orleans.
“Seperti yang dapat Anda bayangkan, dengan ledakan di Las Vegas Boulevard yang ikonik, kami mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjaga keamanan komunitas kami. Kami sedang mencari perangkat kedua,” kata McMahill, seraya menambahkan bahwa tidak ada ledakan di sini. tampaknya merupakan ancaman bagi masyarakat.
Sementara itu, jumlah korban tewas akibat kecelakaan truk besar di New Orleans bertambah menjadi 15 orang.
Pihak berwenang mengidentifikasi pengemudi truk fatal tersebut adalah seorang veteran Angkatan Darat AS yang kemudian bekerja di sektor real estate, Shamsud-Din Jabbar (42). Pelaku merupakan warga Texas, Amerika Serikat.
Jabbar tewas di lokasi kejadian setelah baku tembak dengan polisi. Selain menemukan bom rakitan di dalam truk, pihak berwenang juga menemukan bendera ISIS. FBI pun menduga pelaku tidak bertindak sendirian.
“Kami tidak percaya bahwa Jabbar bertanggung jawab penuh. Kami secara agresif mengejar setiap petunjuk, termasuk dari rekan-rekannya yang dikenal,” kata Asisten Agen Khusus FBI Alethea Duncan di New Orleans kepada wartawan.
(tim/anak-anak)