Jakarta, Pahami.id —
Calon presiden terkemuka untuk sementara Prabu Subianto menanggapi ucapan selamat dari Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr atau Bongbong, Selasa (20/2).
Di media sosial X, Prabowo melakukannya me-retweet kata-kata Bongbong.
Terima kasih Pak Presiden @bongbongmarcos! Saya berterima kasih dan merasa terhormat atas ucapan Anda, kata Prabowo.
Ia kemudian mengatakan, “Suatu kehormatan bisa mengabdi kepada masyarakat Indonesia.”
Dalam unggahan tersebut, Prabowo berharap Indonesia dapat terus bekerja sama dengan Filipina dan melanjutkan hubungan yang telah terjalin selama 75 tahun.
Bongbong sebelumnya mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah memenangkan pemilu 2024.
Selamat kepada Menteri Pertahanan @prabowo yang memimpin penghitungan suara akhir Presiden Indonesia selanjutnya, tulis Bongbong di X.
Bongbong berharap hubungan Indonesia dan Filipina semakin erat.
Selama masa kampanye dan menjelang pemungutan suara, Filipina dan Bongbong menjadi fokus masyarakat Indonesia.
Sejumlah pihak menilai cara kampanye Prabowo pada pemilu kali ini sama dengan saat Bongbong berkampanye pada 2022.
Saat itu, Bongbong disebut-sebut menggunakan media sosial untuk menyebarkan misinformasi guna menarik suara anak muda. Ada yang menilai kampanye Bongbong adalah untuk menutupi masa lalu ayahnya.
Bongbong adalah putra mantan Presiden Ferdinand Marcos Sr., yang dianggap diktator saat memimpin Filipina.
Langkah serupa juga dilakukan oleh Prabowo. Ia menari riang saat pengambilan nomor urut calon presiden dan wakil presiden di KPU pada pertengahan November lalu.
Momen tersebut kemudian menjadi viral di media sosial. Aksi serupa terus dilakukan oleh Prabowo saat kampanye dan debat capres.
Pakar politik dari Universitas Filipina Richard Heydarian bahkan membandingkan kampanye kedua tokoh tersebut di TikTok.
Menurutnya, keputusan interim yang diambil Prabowo akan membawa Indonesia menjadi negara demokratis seperti Filipina.
“Indonesia hanya akan memilih demokrasi ala Filipina untuk berkuasa,” kata Heydarian pada X pekan lalu.
(isa/bac)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);