Jakarta, Pahami.id —
Lembaga lembaga think tank dari Bahasa inggris Rumah Chatham prediksi perubahan di Indonesia jika Prabu Subianto menjadi presiden.
Dalam artikel opini bertajuk ‘Keberlanjutan Prabowo berarti perubahan bagi Indonesia’ di situs badan tersebut, Direktur Program Asia Pasifik Rumah Chatham Ben Bland menilai kemenangan Prabowo pada Pilpres 2024 sebagian besar berkat pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi), mantan rivalnya pada dua pemilu sebelumnya.
“Data pemilu menunjukkan bahwa kemenangan Prabowo sebagian besar merupakan hasil dukungan tidak resmi dari Jokowi, presiden saat ini,” kata Bland dalam opininya.
Bland mengatakan, Jokowi belum secara resmi menyatakan dukungannya terhadap pencalonan Prabowo pada Pilpres 2024.
Namun, tindakan Prabowo yang menunjuk putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden pada pemilu Februari lalu disebut cukup menjelaskan dukungan presiden petahana terhadap Menteri Pertahanannya.
Meskipun Jokowi telah “membantu”, Bland yakin bahwa Prabowo kemungkinan akan terus menjabat sebagai presiden dengan caranya sendiri, bukan dengan cara yang sama proksi Jokowi.
Hal ini antara lain karena kepribadiannya. Prabowo didorong oleh tekadnya yang kuat, kata Bland dalam tulisannya yang dirilis Kamis (15/2).
Pada pemilu kali ini, Prabowo unggul berdasarkan penghitungan aktual Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan beberapa lembaga pemungutan suara.
Dalam kampanyenya, Prabowo-Gibran mengusung narasi keberlanjutan pemerintahan Jokowi.
Sebelum hari pencoblosan, kepuasan masyarakat terhadap Jokowi dalam menjalankan pemerintahan cukup tinggi, sekitar 70 persen menurut lembaga survei.
Prabowo memanfaatkan keinginan masyarakat untuk melihat kelanjutan kebijakan Jokowi dan keinginannya untuk mempertahankan pengaruh setelah lengser.
“Saat berkuasa, Prabowo ingin menetapkan agendanya sendiri,” kata Bland.
Peran Gibran sebagai calon presiden tidaklah penting
Selain itu, Bland juga menyebut kehadiran Gibran sebagai cawapres Prabowo tidak signifikan di pemerintahan. Menurut dia, peran dan kekuasaan wakil presiden di Indonesia sama lemahnya dengan di Amerika Serikat.
Bland menilai Gibran akan kesulitan memanfaatkan jabatan wakil presiden untuk mempengaruhi pemerintahan.
“Para pemimpin partai dan taipan politik yang mendukung Jokowi kemungkinan besar akan tertarik pada Prabowo,” ujarnya.
Apalagi hubungan Prabowo dan Jokowi cukup rumit dan panjang. Dalam dua periode, Jokowi sukses mengalahkan Prabowo pada pemilu 2014 dan 2019.
Pada pemilu 2019, Prabowo dituding melakukan kecurangan dalam kontestasi politik. Para pendukungnya bahkan melakukan aksi di sekitar gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Usai kerusuhan, Jokowi menarik Prabowo ke dalam pemerintahan. Mantan jenderal itu kemudian menjadi Menteri Pertahanan.
Bland meyakini, hubungan yang bermula sebagai rival dan kemudian menjadi mitra akan menentukan bentuk kepresidenan Prabowo.
“Prabowo akan punya insting tersendiri ketika memerintah, meski akan sedikit pembahasan detail mengenai kebijakan saat kampanye,” ujarnya.
(isa/rds)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);