Jakarta, Pahami.id —
Cina menyambut baik tercapainya perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, Palestina.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, berharap perjanjian gencatan senjata tersebut dapat mendorong gencatan senjata permanen di Jalur Gaza.
“China dengan tulus berharap semua pihak terkait menggunakan gencatan senjata di Gaza sebagai peluang untuk meredakan ketegangan regional,” kata Guo pada Kamis (16/1), seperti dikutip Harian Cina.
Guo juga menambahkan bahwa Tiongkok akan terus memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan membantu membangun kembali wilayah tersebut.
Tiongkok merupakan salah satu negara yang konsisten menyatakan dukungannya terhadap Palestina. Tiongkok juga terus menyerukan gencatan senjata di Gaza dan mendorong masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Gaza.
Hamas dan Israel akhirnya menyetujui gencatan senjata setelah bertempur sejak Oktober 2023. Gencatan senjata akan dimulai pada 19 Januari dan dibagi dalam tiga fase.
Tahap pertama diperkirakan akan berlangsung selama 42 hari.
Fase pertama mencakup pembebasan sandera perempuan, anak-anak dan lansia, serta penghentian serangan dan aliran lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Fase kedua bertujuan untuk mengakhiri perang. Pada fase ini, para sandera laki-laki akan dibebaskan oleh Hamas dengan imbalan pembebasan sejumlah tahanan Palestina dari penjara Israel.
Tahap ketiga, jenazah dan sisa sandera akan dipulangkan. Rencana rekonstruksi Gaza juga akan dilaksanakan pada fase ini.
Hamas-Israel berhasil menyepakati gencatan senjata setelah beberapa bulan perundingan terhenti.
Kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran dicapai setelah invasi brutal Israel yang terjadi sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini telah menewaskan lebih dari 46 ribu warga Palestina.
Sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas, beberapa negara seperti Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat telah mencoba bertindak sebagai mediator untuk meloloskan perjanjian gencatan senjata, namun gagal.
Qatar bahkan dikabarkan menyatakan ingin mundur sebagai mediator karena negosiasi antara Israel dan Hamas terus terhenti.
Namun perundingan gencatan senjata Israel-Hamas telah dilanjutkan kembali dan menunjukkan kemajuan yang relatif pesat dalam beberapa waktu terakhir.
Para pejabat AS bahkan menyebut Presiden terpilih Donald Trump telah mengirimkan utusan untuk membantu tim Presiden Joe Biden mengupayakan gencatan senjata Israel-Hamas di Doha.
(blq/rds)