Konflik milisi Hizbullah Dan Israel menjadi sorotan, setelah ribuan pager dan perangkat elektronik meledak secara bersamaan Libanon dalam dua hari berturut-turut sejak Selasa (17/9).
Sebanyak 12 orang tewas dan 2.800 orang luka-luka akibat ledakan pager pada Selasa. Sementara itu, sebanyak 20 orang tewas dan 450 lainnya luka-luka akibat ledakan berbagai alat elektronik, terutama walkie-talkie, pada Rabu lalu.
Rentetan ledakan terjadi di pinggiran selatan Beirut yang dikenal sebagai Dahiyeh di sebelah timur lembah Bekaa. Daerah-daerah tersebut merupakan markas kelompok milisi Hizbullah.
Korban ledakan pager sebagian besar adalah anggota Hizbullah. Namun, beberapa di antaranya juga mencakup warga sipil seperti anak-anak dan tenaga medis. Duta Besar Iran untuk Lebanon juga terluka dalam serangan itu.
Hizbullah menuduh Israel berada di balik ledakan itu. Kelompok ini bersumpah akan membalas dendam pada Israel atas kekerasan berdarah ini.
Israel sejauh ini belum berbicara jelas mengenai ledakan di Lebanon. Namun, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berbicara tentang “era baru” dalam perang yang dilakukan oleh Negara Zionis.
“IDF membawa pencapaian yang luar biasa, bersama Shin Bet, bersama Mossad, seluruh lembaga dan seluruh kerangka dan hasilnya adalah hasil yang sangat mengesankan,” kata Gallant saat berkunjung ke pangkalan Angkatan Udara Ramat-David di Israel utara, Rabu (18/9).
Mungkinkah ledakan perangkat elektronik ini meningkatkan konflik Hizbullah-Israel?
Pengamat Kajian Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Sya’roni Rofii, sependapat bahwa peristiwa ledakan di Lebanon dapat memicu konflik skala besar antara Israel dan Hizbullah. Sha’roni mengatakan Hizbullah kemungkinan besar akan membalas Israel dengan seluruh kekuatan yang mereka miliki.
“Hizbullah dengan kekuatan yang dimilikinya berpotensi merespon dengan sumber daya yang dimilikinya,” kata Sya’roni. CNNIndonesia.comRabu (18/9).
Sya’roni mengatakan, kejadian ini akan menjadi bagian dari konflik panjang antara Lebanon dan Israel. Kedua negara telah lama berkonflik, meski sebagian besar antara Hizbullah dan Israel.
“Konflik Israel-Lebanon ibarat api dalam sekam, sudah berlangsung lama namun belum ada tanda-tanda akan berakhir. Peristiwa ledakan pager ini merupakan bagian dari konflik panjang kedua negara,” ungkapnya. Sya’roni.
Lanjutkan ke halaman berikutnya…