Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan seorang bayi prematur sedang dirawat di rumah sakit Al Syifa meninggal pada Senin (13/11) waktu Palestina. Sehingga, jumlah korban meninggal di rumah sakit tersebut menjadi enam bayi.
Selain itu, Kementerian Kesehatan Gaza juga mengungkapkan kepada AFP Dua pasien lainnya meninggal dunia sehingga total kematian menjadi sembilan orang.
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Hal ini menyusul Al Shifa yang tidak bisa beroperasi lagi karena tidak ada pasokan listrik, air, dan makanan. Rumah sakit tersebut dibom oleh tentara Israel selama tiga malam tanpa henti.
“Hampir setiap menit terjadi pemboman yang sangat kejam, dengan tujuan membuka jalan masuk ke kompleks (rumah sakit),” Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina Munir Al-Borsh mengatakan kepada Al Jazeera.
[Gambas:Video CNN]
Al-Borsh juga mengatakan, serangan itu dilakukan Israel untuk mencegah ambulans masuk dan keluar rumah sakit.
Senada, Kepala Dokter Bedah RS Al Shifa, Marwan Abusada, mengatakan penembakan dan pengeboman masih terjadi di sekitar rumah sakit tersebut.
“Anda mendengarnya setiap detik di sekitar Rumah Sakit Al Shifa. Tidak ada yang bisa keluar, tidak ada yang bisa masuk. Orang yang mencoba melarikan diri dari rumah sakit, mereka ditembak di jalan. Ada yang terbunuh, ada yang terluka,” katanya kepada Al Jazeera .
Sehingga, para tenaga medis RS Al Shifa kesulitan menguburkan 100 orang yang meninggal akibat invasi Israel ke Jalur Gaza.
Dilansir Al Jazeera, ia mengatakan situasi ini membahayakan kesehatan para pekerja rumah sakit, yang kini juga menghadapi tumpukan limbah medis di dalam kompleks rumah sakit.
Invasi Israel ke Jalur Gaza, Palestina sudah memasuki hari ke-37. Jumlah korban tewas di pihak Palestina mencapai 11.100 orang hingga Minggu (11/12).
Dari jumlah tersebut, lebih dari 8.000 di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Sementara itu, lebih dari 28 ribu orang mengalami luka-luka.
(pra)