Pahami.id – Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden nomor urut 2, disinyalir menjadi satu-satunya wakil presiden yang mengangkat isu perempuan dalam debat wakil presiden Pilpres 2024.
Hal tersebut disampaikan Panglima Pink Fanta, salah satu kelompok Tim Kampanye Pemilih Muda Nasional (Fanta) Prabowo-Gibran, Suci Suaib Saenong. Menurut Suci, sikap partisan Gibran terlihat menyebut berakhirnya kekeringan atau stagnasi serta ketersediaan sanitasi dan air bersih menjadi hal yang mengkhawatirkan dalam program kerjanya jika ia dilantik menjadi wakil presiden.
Keberpihakan ini terlihat pada debat kemarin. Yang mengangkat isu sangat dekat dengan perempuan hanya Mas Gibran, kata Suci dilansir Antara.
Suci menjelaskan, perempuan adalah tumpuan generasi penerus bangsa. Ia meyakini penyelesaian permasalahan stunting harus dimulai dari pemberdayaan awal perempuan.
Untuk itu, Suci mendukung program makan siang dan susu gratis yang diusung Prabowo-Gibran. Menurut dia, program tersebut juga terkait dengan pengembangan usaha kecil, mikro dan menengah (UKM).
“Terkait UKM, kita tahu bahwa di masa pandemi COVID-19, benteng terakhir adalah perempuan. Mereka yang bisa menjalankan bisnis UMKM dari rumah secara online, sambil tetap mendidik anaknya. “Inilah kelebihan perempuan yang mampu bertahan dengan mental yang kuat,” ujarnya.
Sementara itu, Komandan Kesehatan Fanta Dr. Ardiansyah Bahar menilai Gibran sangat akurat dan komprehensif dalam menjawab pertanyaan seputar infrastruktur sosial pada debat yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.
“Jadi selain menjawab persoalan infrastruktur sosial, beliau mengaitkan salah satu penyebab stagnasi, ketika infrastruktur sosial dalam hal ini sanitasi dan lingkungan serta sanitasi dan air bersih tidak ada,” kata Ardiansyah.
Pada Debat Cawapres 2024 yang berlangsung Jumat (22/12/2023), Gibran Rakabuming berhasil menyedot perhatian publik dengan menyebut stunting berkaitan dengan masalah kebersihan.
Gibran berjanji akan menyelesaikan permasalahan stunting di Indonesia, sebab hal tersebut menurutnya sama saja dengan menyediakan infrastruktur sumber daya manusia untuk menyongsong Indonesia emas pada tahun 2045.
“Kalau bicara sanitasi dan air bersih, ini akan dikaitkan dengan masalah stagnasi. Untuk masalah sanitasi, ini memerlukan kerja sama banyak pihak,” kata Gibran.
Gibran mengaku telah membangun IPAL atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di perumahan padat penduduk di Solo untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Termasuk bekerja sama dengan wilayah Wonogiri dan Klaten untuk menyediakan akses air.
