Popularitas Padahal Tak Jelas, Tapi Mendadak Elektabilitas Cak Imin Masuk 5 Besar – Berita Jatim

by
Popularitas Padahal Tak Jelas, Tapi Mendadak Elektabilitas Cak Imin Masuk 5 Besar

Pahami.id – Meski sering melakukan safari politik ke kabupaten, nama Muhaimin Iskandar atau Cak Imin tidak terlalu melekat di kepala masyarakat sebagai calon presiden potensial.

Popularitasnya dinilai masih belum jelas, apalagi elektabilitasnya. Dalam beberapa survei, namanya malah sering tidak muncul, masih kalah dengan beberapa nama tokoh atau politikus lain.

Namun baru-baru ini, dalam survei yang dilakukan Pusat Penelitian PolMark-PolMark Indonesia, nama Muhaimin tiba-tiba melonjak ke urutan kelima sebagai calon presiden survei nasional.

Di Jawa Timur sendiri, nama Muhaimin bahkan sudah menggantikan Anies Baswedan dan Khofifah Indar Parawansa. Hasil survei ini dirilis PolMark Research dengan judul Peta Kompetitif Menuju Pilpres 2024 kemarin, Kamis (30/03/2023).

Menurut Chief Executive Officer PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah, elektabilitas calon presiden hingga survei ini dirilis masih dipegang oleh Ganjar Pranowo (22,8 persen), Prabowo Subianto (17,4 persen), Anies Baswedan (13,9 persen). , dan Ridwan Kamil (5). ,2 persen).

Nama Muhaimin Iskandar (4,8 persen) kini muncul dan melonjak ke posisi kelima. Secara khusus, Eep menyoroti elektabilitas Muhaimin Iskandar yang saat ini berada di posisi lima besar.

“Yang mengejutkan, nama PKB Ketum Muhaimin Iskandar berhasil masuk lima besar dengan perolehan suara 4,8 persen. Padahal selama ini nama Muhaimin sering tidak masuk survei dan tidak jelas popularitasnya,” ujarnya seperti dikutip dari jaringan beritajatim.com. mediasuara.com.

Menurut hasil survei Polmark Indonesia, posisi Cak Imin kini mengungguli Sandiaga Uno (2,0 persen), Puan Maharani (1,7 persen) dan AHY (1,7 persen). Bahkan Cak Imin juga unggul jauh dari Khofifah Indar Parawansa (1,3 persen) dan Erick Thohir (1,0 persen).

Jabatan Cak Imin yang tinggi membuatnya layak diperhitungkan sebagai salah satu capres yang memiliki dukungan kuat. Apalagi sampai saat ini Cak Imin masih menjadi ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa, partai dengan basis terbesar Nahdliyin.

Di Jawa Timur bisa mengalahkan Khofifah

Hal menarik lainnya, nama Cak Imin masuk dalam tiga besar se-Jawa Timur. Wilayah ini sering disebut sebagai salah satu wilayah utama untuk memenangkan pertarungan politik.

Pasalnya, Jawa Timur masuk dalam tiga besar daerah perolehan suara nasional dan dikenal sebagai basis NU. Cak Imin berhasil mencuri perhatian dan memperoleh suara hingga 11,5 persen dan menduduki peringkat ketiga.

Peringkat pertama masih dipegang Ganjar Pranowo (24,0 persen) dan peringkat kedua Prabowo Subianto (14,2 persen). Di bidang utama ini, perolehan suara Cak Imin bahkan mengungguli Khofifah (5,8 persen), yang namanya lebih populer dan selalu disebut-sebut sebagai salah satu calon kuat calon wakil presiden.

Di Jawa Timur, Cak Imin berhasil mengalahkan nama populer lainnya seperti Anies Baswedan (6,5 persen), Ridwan Kamil (1,9 persen), AHY (1,8 persen), Puan Maharani (1,5 persen) dan Erick Thohir (1,1 persen).

Survei yang dilakukan PolMark Indonesia ini dilaksanakan mulai 23 Januari 2023 hingga 19 Maret 2023. Survei dilakukan di 78 daerah pemilihan yang mencakup 62.480 responden.

Responden penelitian adalah warga negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih yaitu berusia 17 tahun dan/atau sudah menikah. Responden dipilih secara acak menggunakan metode multi-stage random sampling dengan margin of error survei agregat +/- 0,4 persen.

Seluruh responden yang disurvei di setiap Dapil diambil dengan memperhatikan rasio jumlah pemilih di setiap Kabupaten/Kota di Dapil tersebut. Jumlah responden menunjukkan rasio pemilih kabupaten/kota.

Seluruh responden diwawancarai secara langsung melalui wawancara tatap muka oleh pewawancara yang terlatih khusus untuk menjaga kualitas wawancara dan hasil survei secara keseluruhan.

Selain itu, untuk menjaga hasil survei, pengendalian mutu juga dilakukan dengan cara conduct pemeriksaan di tempatyaitu meninjau lapangan dari 20 persen responden yang telah diwawancarai, yang dipilih secara acak.

Kontrol kualitas juga diperkuat dengan menelepon kembali melalui telepon ke semua responden yang setuju untuk memberikan nomor telepon selama wawancara.