Pernah Ateis, Noe Letto Ungkap 2 Hal yang Bikin Balik ke Islam – Berita Hiburan

by

Pahami.id – Sabrang Mowo Damar Panuluh alias Noe Letto menceritakan perjalanan spiritualnya melalui podcast #ClosetheDoor milik Deddy Corbuzier. Saat belajar di Kanada, Noe mengaku telah menjadi seorang ateis.

Noe Letto akhirnya kembali ke Islam karena dua momen penting. Yang pertama adalah tindakan bodohnya terhadap seorang syekh.

“Saat itu saya bertanya, apakah benar Tuhan itu adil atau tidak? tanya Noe Letto dalam siaran podcast, Selasa (18/7/2023).

Dengan empat pertanyaan yang semuanya dijawab dengan benar, Noe Letto membayangkan sebuah situasi. “Jika iblis melahirkan satu detik sebelum akhir dunia dan tidak punya waktu untuk melakukan dosa, apakah dia akan masuk surga atau neraka?” dia melanjutkan.

Jawaban syekh itu membuat Noe Letto kembali meyakini kebenaran Islam. Putra Emha Ainun Najib alias Cak Nun itu cukup terpukul dengan jawaban Syekh tersebut.

Noe Letto [Instagram/@sinausabrangmdp]

“Tadi kamu bilang iblis berkembang biak, bagaimana kamu mau berkembang biak? Macam-macam. Misalnya iblis berkembang biak dengan membelah, mungkin entitas baru tidak memiliki noda dosa seperti entitas lama?” jawab Syekh yang ditanya oleh Noe Letto.

Sedangkan yang kedua, Noe Letto mempelajari strategi militer Nabi Muhammad SAW dalam perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian tersebut sangat merugikan umat Islam, bahkan para sahabat Nabi Muhammad juga menentangnya.

Salah satu isi perjanjian Hudaibiyah adalah kebebasan untuk menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW atau kafir Quraisy. Dalam buku manapun, Noe Letto tidak menemukan strategi militer yang digunakan Nabi Muhammad saat itu.

Akhirnya perjanjian Hudaybiyah dilanggar oleh kaum kafir Quraisy. Noe Letto yang tidak menemukan strategi militer Nabi Muhammad SAW kemudian menyimpulkan bahwa kejadian di masa depan telah diprediksi.

“Itu tidak mungkin dihitung dengan strategi militer. Satu-satunya informasi yang mungkin adalah jika dia (Nabi Muhammad SAW) mengetahui masa depan,” kata Noe Letto.

Kontributor: Neressa Prahastiwi