Pahami.id – Kontroversi video parodi teks proklamasi yang diunggah aktor Syakir Daulay kembali menjadi perbincangan publik. Pasalnya Syakir dianggap menghina peristiwa proklamasi yang terkenal sebagai sejarah besar Indonesia mencapai kemerdekaan.
Video parodi proklamasi yang diunggah Syakir di Instagram @syakirdaulay Sabtu, (26/08/2023) terus dihujani komentar pedas warganet yang menilai video parodi tersebut tidak lucu dan mendidik.
Video yang dijadikan media promosi film terbarunya bertajuk Imam Tanpa Makmum itu juga memuat pesan dan ajakan Syakir untuk menonton film terbarunya. Sayangnya, video yang bertujuan untuk menghibur masyarakat ini justru kontroversial.
Pembubaran dua organisasi
Usai Syakir mengunggah video parodi proklamasi di Instagram pribadinya @syakirdaulay, banyak warganet yang kesal dengan ulah Syakir. Ia dianggap menghina para pahlawan dan peristiwa penting negara.
Menyusul video tersebut, Syakir akhirnya dipanggil oleh dua organisasi sekaligus, yakni Ikatan Alumni Universitas Bung Karno dan Persatuan Penasihat dan Penasihat Hukum Islam Indonesia (PPIPHI).
“Kami selaku mahasiswa alumni Universitas Bung Karno bersama beberapa anggota PPIPHI akan mengajukan panggilan terbuka kepada Saudara Syakir Daulay,kata Ketua Jaringan Alumni Mahasiswa Universitas Bung Karno Arifin Zainal dalam keterangannya, Kamis (31/8/2023).
Diminta untuk meminta maaf secara terbuka
Tak hanya itu, Pengagum Utama Ajaran Bung Karno, Moh. Sofyan pun mengungkapkan permintaannya kepada Syakir. Ia meminta Syakir meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Indonesia atas video parodinya.
““Kami juga meminta Saudara Syakir Daulay untuk meminta maaf secara terbuka kepada keturunan pendiri bangsa ini dan masyarakat Indonesia atas video tidak pantas tersebut,” kata Sofyan saat diwawancarai di kanal YouTube Rabu (30/08/2023) lalu.
Menuntut permintaan maaf sambil mencium bendera merah putih
Konten tersebut juga dikomentari salah satu anggota Relawan Bersatu Indonesia, Ferry Razali. Feri pun membeberkan permintaan banyak pihak agar Syakir meminta maaf sambil mencium bendera merah putih.
“Jika Anda menyesal, mari bertanya. Seandainya kita bisa mencium bendera merah putih selama 24 jam, mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, mungkin kita bisa membukakan pintu maaf untuknya.“ucap Feri.
Kontributor: Dea Nabila