Gunung Raung Banyuwangu Naik Status, Siap-siap Ini yang Bisa Terjadi – Berita Jatim

by
Gunung Raung Banyuwangu Naik Status, Siap-siap Ini yang Bisa Terjadi

Pahami.id – Gunung Raung di Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) ditingkatkan statusnya. Dari surat edaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Republik Indonesia, Badan Geologi, status gunung tersebut dinaikkan dari normal atau level I menjadi waspada alias level II.

Peningkatan status peringatan Gunung Raung dikeluarkan pada Selasa (19/12). Mengutip dari Beritajatim.com–Jaringan Pahami.id, Kamis (20/12), berdasarkan pantauan selama 18 hari sejak 1-18 Desember, gunung tersebut terus mengalami gempa.

Bahkan, tingkat kegempaannya mencapai 168 guncangan, gempa tektonik lokal 8 kali, gempa tektonik jarak jauh 75 kali, dan gempa terus menerus dengan amplitudo 0,5 – 6 milimeter dominan 1 milimeter.

Dari hasil pengamatan tersebut, Gunung Raung diprediksi berpotensi mengeluarkan akumulasi gas vulkanik dengan konsentrasi tinggi di dasar kawah. Meski hingga saat ini belum ada lagi letusan di gunung ini.

Gunung dengan ketinggian 3.332 meter di atas permukaan laut ini mengalami letusan terakhirnya pada Juli 2022. Saat itu, keluarlah letusan berupa abu vulkanik dan terlihat dari puncak Gunung Raung.

Menyusul peningkatan aktivitas Gunung Raung agar waspada, Kementerian ESDM mengeluarkan imbauan kepada warga, pengunjung, dan wisatawan untuk tidak mendekati pusat letusan di kawah puncak dengan radius 3 kilometer.

Gunung Semeru Meletus

Sebelumnya, Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Selasa, namun tidak menimbulkan dampak berarti.

Letusannya kecil dan sejauh ini belum ada dampaknya. Belum ada laporan adanya abu vulkanik atau hujan lainnya, kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Yudi Cahyono.

Menurut dia, Gunung Semeru masih berstatus waspada atau Level III sehingga masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat letusan).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak diperbolehkan beraktivitas di radius 500 meter dari bantaran sungai (batas sungai) sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terdampak perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

“Masyarakat tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena terancam bahaya lemparan batu (pijar),” ujarnya.

Yudi mengimbau masyarakat mewaspadai potensi guguran awan panas (APG), guguran lava dan guguran lava di sepanjang sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai Besuk Kobokan, katanya. [Antara]