Peninggalan Kerajaan Banten (Bagian II)

by
Bangunan Keraton Kaibon yang tersisa sepeninggalan Kerajaan Banten.

Kerajaan Banten adalah kerajaan bercorak Islam terbesar di bagian barat Pulau Jawa. Oleh karena itu, ada banyak peninggalan yang ada hingga saat ini. Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari beberapa peninggalan Kerajaan Banten lainnya yang belum sempat terbahas dalam artikel sebelumnya.

Lalu, apa saja sih, peninggalan Kerajaan Banten lainnya? Nah, untuk mengetahui lebih lanjut, langsung simak penjelasan berikut ini, yuk!

Keraton Surosowan

Sepeninggalannya, Kerajaan Banten mewarisi dua buah keraton. Keraton yang pertama adalah Keraton Surosowan. Bangunan yang berdiri pada sekitar tahun 1526-1570 Masehi ini merupakan kediaman keluarga dan pusat pemerintahan Kerajaan Banten.

Keraton Surosowan memiliki struktur bangunan yang hampir mirip dengan benteng buatan Belanda. Terdapat dinding tinggi seperti benteng yang mengelilingi keraton dan 4 basiton yang berfungsi sebagai tempat pengawasan wilayah keraton.

Pada tahun 1832, Belanda menghancurkan Keraton Surosowan. Oleh karena itu, saat ini kondisinya hanya berupa puing-puing bangunan.

Keraton Kaibon

Selanjutnya, peninggalan Kerajaan Banten berupa bangunan keraton yang kedua adalah Keraton Kaibon. Nama Keraton Kaibon berarti Keibuan. Penamaan ini diambil dari fungsi keraton ini yang merupakan tempat tinggal Ratu Aisyah, yang merupakan Ibu dari Sultan Syarifudin, salah satu sultan banten.

Sama seperti Keraton Surosowan, Keraton Kaibon juga mengalami kehancuran akibat kebijakan Bangsa Belanda dalam pembangunan jalan Anyer-Panarukan. Perobohan bangunan keraton ini terjadi pada sekitar 1832. Saat ini, bangunan Keraton Kaibon yang tersisa hanyalah gerbang besar istana.

Watu Gilang

Setelah itu, ada Watu Gilang. Watu Gilang merupakan batu andesit berbentuk persegi panjang yang berfungsi sebagai pelaksanaan sumpah raja-raja Kerajaan Banten. Letak batu peninggalan ini berada di bagian timur Meriam Ki Amuk.

Danau Tasikardi

Selain peninggalan Kerajaan Banten yang merupakan bangunan-bangunan seperti di atas, terdapat juga peninggalan yang berupa danau, yaitu Danau Tasikardi.

Danau Tasikardi merupakan sebuah sumber mata air keluarga Kerajaan Banten. Selain itu, danau ini juga berfungsi untuk saluran irigasi sawah di sekitar kerajaan. Pembangunan sumber mata air ini berlangsung pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf, yaitu sekitar tahun 1570-1580. Saat ini, kondisi Danau Tasikardi sudah tidak terawat dan mulai mengalami kekeringan. 

Itu dia beberapa peninggalan Kerajaan Banten lainnya yang perlu kamu ketahui. Ternyata sangat banyak bukan sumber sejarah Kesultanan Banten ini? Tidak hanya Masjid Agung Banten saja.