Jakarta, Pahami.id —
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengutuk serangan militer Israel terhadap fasilitas penampungan PBB (PBB), Khan Younis pada Rabu (24/1).
“Indonesia mengutuk keras serangan Israel terhadap fasilitas perlindungan PBB di Khan Younis, Gaza, yang memakan korban jiwa,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri di X, Kamis (25/1).
Lebih lanjut, Kementerian Luar Negeri RI menyatakan serangan tersebut menambah daftar pelanggaran yang terus dilakukan Israel terhadap hukum internasional.
Pada hari Rabu, Israel menembaki seluruh tempat perlindungan di Khan Younis, Gaza. Akibat penyerangan tersebut, 12 orang tewas dan 75 orang luka-luka.
Terkait serangan tersebut, Direktur Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza, Thomas White, mengatakan “dua peluru tank menghantam sebuah gedung yang menampung 800 orang.”
Juru bicara UNRWA Adnan Abu Hasna juga mengatakan tidak ada peringatan sebelum Israel menyerang.
Badan tersebut tidak dapat mengakses gedung tersebut selama 48 jam karena kehadiran tank Israel.
“[Situasi] sangat berbahaya,” kata Abu Hasna seperti dikutip Al Jazeera.
Lebih lanjut, Abu Hasna mengatakan unit PBB sedang berupaya mengirimkan ambulans ke lokasi dengan berkoordinasi dengan Israel.
“Kami sudah mencoba berkoordinasi untuk mengeluarkannya dari sana, tapi sayangnya tidak berhasil,” ujarnya.
Israel telah melancarkan invasi ke Palestina sejak 7 Oktober. Mereka juga menyatakan perang terhadap kelompok Hamas.
Akibat serangan tersebut, lebih dari 25.000 orang tewas dan ribuan rumah hancur.
Qatar dan Mesir terus mengupayakan kesepakatan damai antara Israel dan Hamas. Namun kedua pihak belum sepenuhnya sepakat hingga perjanjian ditandatangani.
Israel baru-baru ini mengajukan tawaran penyelesaian Palestina ke Mesir dan Qatar.
Usulan tersebut mencakup jeda pertempuran selama dua bulan, pembebasan bertahap semua sandera, kemampuan warga Gaza utara yang kehilangan tempat tinggal untuk kembali ke rumah mereka, dan lebih banyak bantuan yang masuk.
Meski demikian, Hamas menegaskan ingin pendudukan Israel di Gaza diakhiri sepenuhnya, bukan sekedar jeda pertempuran.
Hamas juga mengajukan tawaran untuk menarik sepenuhnya tentara Israel dan mengakui kelompok ini sebagai pemerintahan di Jalur Gaza, namun pemerintahan Benjamin Netanyahu menolak.
(isa/bac)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);