Jakarta, Pahami.id —
Negosiasi gencatan senjata Gaza Pertemuan yang diselenggarakan di Kairo, Mesir, pekan lalu berakhir dengan kebuntuan dan tidak menghasilkan solusi nyata menjelang Ramadhan yang tinggal menghitung hari.
Pembicaraan empat hari itu dimediasi oleh Qatar dan Mesir. Perwakilan Hamas hadir dalam pembicaraan tersebut, sementara Israel tidak hadir.
Karena perundingan belum membuahkan hasil, delegasi Hamas meninggalkan Kairo pada Kamis pagi (7/3). Mereka mengatakan akan sekali lagi bernegosiasi dengan para pemimpin mengenai gencatan senjata.
Upaya perundingan gencatan senjata dikatakan akan dilanjutkan pada minggu depan, artinya akan dilaksanakan pada minggu pertama Ramadhan.
“Negosiasi dan upaya terus dilakukan untuk menghentikan agresi, memulangkan pengungsi, dan memberikan bantuan kepada rakyat kami,” demikian pernyataan Hamas pada Kamis, dikutip Al Jazeera.
Sementara itu, pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan Israel “gagal” mencapai gencatan senjata.
Dia mengatakan Israel menolak tuntutan Hamas untuk mengakhiri serangan habis-habisan di Gaza, menarik pasukan, menjamin masuknya bantuan kemanusiaan secara gratis, dan mengizinkan warga untuk kembali ke rumah mereka.
Reporter Al Jazeera, Hamdah Salhut, yang memberitakan proses perundingan mengatakan, perundingan berakhir tanpa ada jawaban.
Putaran perundingan berakhir tanpa jawaban atau solusi substansial untuk gencatan senjata atau jeda pertempuran, kata Salhut, seperti dilansir Al Jazeera.
Sementara itu, Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait keputusannya tidak hadir di Kairo. Namun, sumber anonim mengatakan Israel memboikot perundingan tersebut karena Hamas menolak menyebutkan nama seluruh sandera Israel di Gaza yang masih hidup.
Hamas mengklaim informasi mengenai nama-nama sandera baru akan diberikan setelah gencatan senjata disepakati.
Pada perundingan gencatan senjata tahap kedua, beberapa hal yang dibahas antara lain gencatan senjata enam minggu atau 40 hari, di mana Hamas akan membebaskan sekitar 40 dari lebih 100 sandera Israel. Sebagai imbalannya, Israel juga akan membebaskan 400 tahanan penjara di Israel.
Usulan tersebut juga mencakup penarikan pasukan Israel dari beberapa tempat di Gaza, mengirimkan lebih banyak bantuan ke Gaza, dan mengizinkan warga Palestina untuk kembali ke rumah mereka, terutama di Gaza utara.
Namun perjanjian ini tidak secara langsung menanggapi tuntutan Hamas untuk mengakhiri perang di Gaza secara permanen.
Ini merupakan bulan kelima pendudukan Israel di Gaza, sejak dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel selatan.
Sejak saat itu, Israel membalasnya dengan melakukan pembantaian massal terhadap warga Palestina di Gaza, dimana hingga saat ini hampir 31 ribu warga sipil telah terbunuh, puluhan ribu lainnya terluka, situasi kemanusiaan memprihatinkan, serta terdapat ancaman malnutrisi dan kelaparan.
Kini masyarakat di Gaza masih menunggu keputusan gencatan senjata, apalagi menjelang bulan Ramadhan yang akan dimulai beberapa hari lagi.
(isa/dna)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);