Jakarta, Pahami.id —
Arus kas dari aktivitas perjudian daring di dunia mencapai US$100,9 miliar atau setara Rp1.659 triliun pada tahun ini.
Peluncuran dari StatistikPeredaran uang dari perjudian online diprediksi terus meningkat setiap tahunnya hingga mencapai US$136,30 miliar pada tahun 2029.
Fakta inilah yang kemudian menjadi sorotan publik dan pemerintah di beberapa negara. Tak sedikit negara yang melegalkan aktivitas ini demi menghasilkan uang.
Hasil dari kegiatan perjudian online dari seluruh dunia bisa dikatakan luar biasa.
Di Amerika Serikat, aktivitas perjudian tatap muka dan online berkembang pesat dalam masyarakat modern.
Negara ini dikatakan sebagai negara dengan pendapatan perjudian teratas di dunia. Tercatat, pendapatan dari kegiatan tersebut bisa mencapai US$18,41 miliar pada tahun ini, menurut catatan dari Statistik.
Akibatnya, dunia perjudian online yang menyita pikiran masyarakat seringkali menimbulkan dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain.
Di Indonesia, perjudian online disebut-sebut semakin meresahkan masyarakat dengan berbagai permasalahan sosial terkait aktivitas ilegal tersebut.
Judi online seringkali hanya memperkaya bandar dan membuat pemainnya semakin miskin.
Kemenangan adalah harapan palsu yang didapat para penjudi, baik secara langsung maupun online.
Salah satu dampaknya adalah timbulnya sikap ketagihan permainan judi online yang menguras uang seseorang.
Bahkan, para pemain judi online rela mengeluarkan uang jutaan rupiah dengan harapan meraih kemenangan palsu.
Oleh karena itu, beberapa negara kerap membatasi bahkan menghapuskan berbagai situs judi online karena dianggap merugikan masyarakat.
Seperti yang dialami salah satu polisi yang membunuh istrinya sendiri karena terjebak pinjaman online.
Pemerintah segera mengimbau dan menindak tegas berbagai situs judi online yang berkembang pesat di Indonesia.
Hingga saat ini, pemerintah beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura telah menerapkan peraturan yang ketat terkait aktivitas perjudian online di negaranya.
(val/bac)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);