Jakarta, Pahami.id —
Siswa dan alumni sekolah menengah dan SMK se-Semarang menggelar doa bersama di depan SMKN 4 Semarang Jumat (29/11) sore berdoa agar kasus kematian G (17) yang ditembak polisi dapat diusut tuntas.
momen Jawa Tengah Diberitakan, massa yang sebagian besar mengenakan pakaian berwarna gelap berkumpul sejak pukul 19.45 WIB di lokasi. Mereka membawa lilin sambil mendoakan para korban.
Seorang peserta yang membawa foto korban berdiri dan menyanyikan lagu ‘See You’ karya Endank Soekamti bersama yang lainnya.
Berbagai poster bertuliskan ‘#JusticeForGamma’, ‘Dimana Sila 5’, ‘#UsutTuntas’, dan ‘Tidak semua remaja nakal, Tidak semua remaja suka membuat onar’ terlihat di antaranya.
Alumni sekaligus koordinator aksi SMKN 4 Semarang, Ryan Tama menjelaskan, doa bersama tersebut merupakan wujud solidaritas antara siswa dan alumni. Mereka kesal karena polisi yang seharusnya melindungi mereka justru membunuh mahasiswa.
Kami berharap keadilan lebih jelas. Kami tetap berharap polisi mengusut tuntas kasus ini, karena saya membayangkan keadaan keluarga dan teman sekelas yang mengetahui bagaimana keadaan korban, kata Ryan.
“Kami sangat menyayangkan narasi yang disampaikan pihak kepolisian, yang terjadi hari ini ibarat bola salju. Seperti kata pepatah, selalu ada yang dilebih-lebihkan,” imbuhnya.
Perwakilan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, Fajar Muhammad Andika mengatakan, doa bersama ini menjadi penyemangat bagi pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dan memberikan perlindungan kepada keluarga dan korban yakni dua siswi SMKN 4 Semarang yang ikut tertembak. S (16) dan SEBUAH (17 ).
Karena yang kami temukan selama ini, keluarga korban tidak mendapatkan haknya, bahkan secara hukum, sehingga masih membutuhkan pembelaan, kata Andika.
LBH Semarang juga mendesak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terlibat dalam mengungkap kasus kekerasan polisi ini. Andika mengatakan harus ada evaluasi besar-besaran terhadap institusi kepolisian.
“Lembaga tersebut harus dievaluasi secara menyeluruh, agar tindakan sewenang-wenang khususnya penembakan tidak terulang kembali dan tidak menimbulkan korban baru,” ujarnya.
G tewas setelah ditembak Aipda R di bagian pinggul. Menurut penjelasan Kapolrestabes Semarang Kompol Irwan Anwar, awalnya Aipda R melihat adanya perkelahian antara kelompok Tanggul Pojok dengan kelompok Seroja dan ingin membubarkannya.
Namun, Aipda R dikabarkan diserang oleh beberapa orang yang sedang adu senjata tajam dan melepaskan tembakan.
Polda Jateng sudah mendapat persetujuan keluarga untuk melakukan penggalian jenazah G untuk mengetahui penyebab sebenarnya meninggalnya korban.
Aipda R pada Minggu (24/11) dini hari ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Polda Jateng.
(fea/fea)