Berita Kenapa Cawapres Trump Sindir Inggris sebagai ‘Negara Islam’?

by


Jakarta, Pahami.id

Calon Wakil Presiden Donald Trump, JD Vancemengejek Inggris sebagai “negara Islam” dalam pidatonya di Konferensi Konservatisme Nasional, Senin (15/7).

Vance mengatakan Inggris bisa menjadi “negara Muslim sejati pertama” yang memperoleh senjata nuklir.

“Saya baru-baru ini berbicara dengan seorang teman tentang salah satu bahaya terbesar di dunia, tentu saja, proliferasi nuklir. Meskipun, tentu saja, pemerintahan Joe Biden tidak mempedulikan hal itu,” kata Vance, dalam konferensi tersebut.


“Tahukah Anda, negara Muslim mana yang akan menjadi yang pertama memiliki senjata nuklir. Kami berpikir mungkin Iran, mungkin Pakistan juga, dan akhirnya kami memutuskan mungkin Inggris karena Partai Buruh baru saja mengambil alih,” ujarnya, dikutip The Guardian.

Pernyataan Vance disampaikan setelah Partai Buruh meraih 412 dari 650 kursi parlemen pada pemilu 4 Juli lalu.

Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, secara resmi akan menjabat sebagai perdana menteri menggantikan Rishi Sunak.

Starmer diketahui cukup vokal menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina.

Ia melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memintanya segera menerapkan gencatan senjata.

Starmer juga mendesak Netanyahu untuk segera membebaskan para sandera dan meningkatkan jumlah bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Palestina.

Selain Netanyahu, Starmer juga berbicara dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan menekankan bahwa Inggris terus memprioritaskan gencatan senjata, pembebasan sandera, peningkatan dan percepatan bantuan kemanusiaan, serta dukungan keuangan untuk Otoritas Palestina.

Vance secara resmi diumumkan sebagai wakil presiden pilihan Trump. Pengumuman ini disampaikan beberapa hari setelah Trump selamat dari upaya pembunuhan pada kampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7).

Vance sebelumnya merupakan kritikus keras terhadap Trump yang kerap bentrok dengan mantan presiden tersebut.

Namun, Vance kini menjadi salah satu pemuda konservatif paling terkemuka yang mendukung Trump, setelah ia menerima dukungan Trump ketika ia mencalonkan diri sebagai Senat di Ohio.

(blq/dna)