Jakarta, Pahami.id —
tentara Israel disebut menggunakan sistem senjata kecerdasan buatan (AI) selama invasi mendalam Semenanjung Gaza.
Senjata ini merupakan hasil kolaborasi perusahaan pertahanan Negara Zionis dengan India.
Media yang fokus pada isu-isu Timur Tengah Mata Timur Tengah (MEE) pada Rabu (20/11) diberitakan bahwa Israel dan perusahaan tersebut bekerja sama untuk mengubah senapan mesin dan senapan serbu menjadi mesin pembunuh yang terkomputerisasi.
Menurut dokumen yang ditinjau MEETentara Israel menggunakan sistem senjata Arbel selama invasi ke Gaza.
Sistem Arbel mampu meningkatkan senapan mesin dan senjata serbu menjadi senjata yang menggunakan algoritma untuk meningkatkan peluang pengguna mengenai sasaran secara akurat dan efisien.
Senjata serbu buatan Israel antara lain Tavor, Carmel dan Negev.
Penggunaan Arbel oleh tentara Israel menunjukkan keterlibatan India dalam agresi mereka di Gaza.
Arbel merupakan proyek kolaborasi antara Israel Weapons Industries (IWI) dan Adani Defense & Aerospace India yang akan dipamerkan di Gujarat pada tahun 2022. IWI merupakan perusahaan milik negara Israel pada tahun 1933-2005.
Saat itu, beberapa media India memuji senjata ini. Mereka juga menyebutnya sebagai “sistem penembakan berbasis AI pertama di India”.
Namun, pada April 2024 atau enam bulan setelah invasi Israel ke Gaz, IWI memperkenalkan senjata tersebut sebagai “sistem senjata terkomputerisasi pertama”.
“[Senjata ini] meningkatkan tingkat kematian, akurasi, dan kemampuan bertahan hidup pengguna hingga tiga kali lipat,” kata IWI dalam sebuah pernyataan.
Analis pertahanan India Girish Linganna mengatakan penggunaan AI dalam invasi perlu mendapat perhatian.
“Fakta bahwa Israel mengerahkan senjata AI seperti Arbel, yang sebagian dikembangkan melalui kolaborasi India, menggarisbawahi meningkatnya peran AI dalam peperangan modern,” kata Linganna.
Linggana juga mengatakan, meski Arbel meningkatkan efisiensi militer, namun dianggap berbahaya.
“Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran etis mengenai meningkatnya kematian dan potensi pelecehan dalam situasi konflik,” katanya.
Hingga saat ini belum ada informasi lebih detail mengenai perang antar masing-masing perusahaan dalam memproduksi Arbel. Namun kemungkinan besar IWI dan Adani terlibat dalam pembentukan komponen elektronik dan sistem AI.
MME menduga perakitan produk mungkin terjadi di Israel.
Selama setahun terakhir, beberapa perusahaan India, dengan izin pemerintah, terus bekerja sama dengan Israel, yang terus mengebom Gaza.
Terlepas dari peran masing-masing kompi, selama invasi, tentara Israel menembaki penduduk dan objek sipil di Palestina.
Mereka mengebom sekolah, kamp pengungsi, rumah sakit dan tempat ibadah.
Tentara Zionis juga tak segan-segan menunjukkan kebrutalan dan kebrutalannya dengan mengeksekusi orang di jalanan.
Akibat agresi Israel di Palestina, hampir 44.000 orang tewas dan lebih dari satu juta orang terpaksa menjadi pengungsi.
(isa/bac)