Berita Info Psikiater Netanyahu Bunuh Diri Disebut Hoaks, dari Blog Satire

by

Jakarta, Pahami.id

Beberapa berita dan laporan menyatakan hal itu psikiater Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, Dr. Moshe Yatom, meninggal karena bunuh diri.

Informasi tersebut tersebar melalui gambar di media sosial yang memuat tangkapan layar judul berita bertuliskan “Psikiater Perdana Menteri Israel bunuh diri.”

Namun menurut laporan AP, informasi ini terbukti palsu dan menipu. Tangkapan layar tersebut merupakan adaptasi dari blog satir berjudul Mensahkan yang disiarkan pada tahun 2010.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

Penulis dan pemilik melegitimasi blogMichael K. Smith, membenarkan kalimat tersebut adalah dirinya dalam postingan 13 tahun lalu, dan menjadikannya sebagai bentuk sindiran terhadap kebijakan pemerintah Zionis Israel.

“Tujuannya adalah untuk menarik perhatian terhadap kegilaan kebijakan Israel namun dengan cara yang menghibur,” kata Smith dalam pernyataan tertulis yang dikirim melalui email ke APSabtu (11/11).

Dalam gambar yang tersebar di media sosial, kalimat tersebut diambil dari situs berita asal Pakistan tertanggal 6 November 2023.

Kalimat ini juga ramai diberitakan oleh beberapa media, dengan judul Moshe Yatom dikabarkan bunuh diri pada tahun 2010 karena malu dengan keputusan Netanyahu.

Postingan tersebut telah mendapat puluhan ribu suka dan dibagikan ulang ribuan kali di Instagram hingga X sejak diposting minggu lalu.

Postingan parodi ini kembali menjadi sorotan setelah posisi Netanyahu mulai mendapat kritik keras dari beberapa sekutu seperti AS, Spanyol, dan Prancis.

Dalam kunjungannya ke India pada Jumat (10/11), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meminta Israel untuk terus melindungi warga sipil di Gaza seiring meningkatnya serangan militernya tanpa pandang bulu di wilayah yang dikuasai Hamas.

“Terlalu banyak warga Palestina yang terbunuh, terlalu banyak yang menderita di masa lalu,” kata Blinken seperti dikutip Reuters.

Namun, dalam kesempatan itu, Blinken juga kembali menegaskan dukungan AS terhadap aksi militer AS untuk memastikan bahwa Gaza “tidak lagi dapat dijadikan platform untuk melancarkan aksi terorisme.”

Selain AS, Prancis juga mulai mengecam invasi tentara Israel ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 11.000 orang dalam sebulan terakhir.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Israel harus berhenti menembaki Gaza dan membunuh warga sipil.

Spanyol pun mulai bersuara menentang invasi Israel ke Jalur Gaza Palestina. Menteri Sosial Spanyol Ione Belarra meminta komunitas internasional untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel, yang menurutnya “merencanakan genosida” di Gaza.

Negara Israel harus menghentikan rencana genosida terhadap rakyat Palestina, kata Belarra seperti dikutip Rabu pekan ini. Al Jazeera.

Mengapa kita bisa memberi pelajaran tentang hak asasi manusia di konflik lain dan tidak di sini ketika dunia sedang menyaksikan kengerian ini? Kematian ribuan anak, ibu-ibu menjerit putus asa menyaksikan pembunuhan anak-anaknya, kata Belarra lagi.

Hingga Jumat (11/10), jumlah korban tewas akibat serangan pendudukan Israel di Jalur Gaza Palestina bertambah menjadi 11.078 orang, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan 4.506 korban tewas adalah anak-anak. Selain itu, 27.490 warga dilaporkan terluka.

Alih-alih mengurangi serangan terhadap Gaza, Israel terus melancarkan serangan darat dan udara di wilayah tersebut, menargetkan beberapa rumah sakit.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qudra, mengungkapkan 21 dari 35 rumah sakit di Gaza sudah tidak beroperasi lagi. Angka itu meningkat dari laporan sebelumnya, 18 rumah sakit.

(fr/DAL)

[Gambas:Video CNN]