Berita Green Card untuk Pelajar Asing

by


Jakarta, Pahami.id

Donald Trump berjanji untuk memberikan kartu izin tinggal permanen atau kartu hijau untuk meluluskan mahasiswa asing, jika dia terpilih sebagai presiden Amerika Serikat sekali lagi.

Trump mengungkapkan rencananya jika memenangkan pemilihan umum, saat wawancara dengan podcast All-In yang dirilis Kamis (20/6).

“Apa yang ingin saya lakukan dan akan saya lakukan adalah, Anda lulus perguruan tinggi, saya pikir Anda harus secara otomatis mendapatkan kartu hijau sebagai bagian dari ijazah Anda untuk bisa tinggal di negara ini,” kata Trump seperti dikutip . AFP.


Kartu hijau atau kartu hijau adalah istilah untuk kartu penduduk tetap di AS dan merupakan langkah menuju memperoleh kewarganegaraan.

Trump mengatakan kebijakan tersebut harus berlaku bagi siapa pun yang lulus dari perguruan tinggi AS, termasuk mahasiswa junior dan lulusan doktoral.

Dalam kesempatan itu, Trump juga “berjanji” akan mengimpor orang-orang pintar dari seluruh dunia untuk bekerja di Amerika Serikat.

“Saya mendengar cerita ketika orang-orang lulus dari perguruan tinggi ternama, atau dari perguruan tinggi, dan mereka sangat ingin tinggal di sini, tetapi tidak bisa,” ujarnya.

Pada akhirnya, lulusan kampus-kampus Amerika ini kembali ke India, Tiongkok, Jepang, atau ke negara asal mereka. Mereka, lanjut Trump, menjalankan bisnis dasar yang sama dengan tempat dia tinggal dan menjadi multi-miliarder.

Dia juga mengatakan perusahaan-perusahaan AS membutuhkan “orang-orang pintar”.

Trump bahkan mengatakan para mahasiswa lulusan asing ini tidak bisa membuat kesepakatan dengan perusahaan di AS karena mereka sadar tidak bisa tinggal lebih lama.

Komentar Trump muncul setelah Presiden AS saat ini Joe Biden melonggarkan aturan visa bagi 500 ribu pasangan warga negara AS. Kebijakan ini memudahkan mereka mendapatkan kewarganegaraan.

Biden juga meringankan proses bagi imigran yang datang ke AS secara ilegal ketika masih anak-anak. Mereka akan mendapatkan visa kerja jika lulus perguruan tinggi dan mendapat “tawaran pekerjaan berketerampilan tinggi”.

Sedangkan di bawah kepemimpinan Trump pada 2017-2021, negara tersebut menerapkan kebijakan yang dinilai diskriminatif. Ia memerintahkan pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko dan bahkan melarang perjalanan bagi orang-orang dari negara mayoritas Muslim.

Trump dan Biden akan bertarung lagi di pemilu AS pada bulan November. Keduanya berusaha meraih simpati masyarakat dengan mengutarakan janji-janji yang dinilai progresif.

(isa/dna)