Jakarta, Pahami.id –
Menteri Kehakiman Filipina Jesus Remulla membantah pemerintahannya bekerja sama dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menangkap mantan presiden Rodrigo Duterte.
Remulla menyampaikan pernyataan saat menghadiri sesi Komite Urusan Eksternal Senat Filipina di Manila pada hari Kamis (3/20).
Dia menekankan bahwa pemerintah menjaga jarak dari ICC untuk menerima surat perintah penangkapan melalui Organisasi Kejahatan Kepolisian Internasional (Interpol).
“Kami tidak pernah berkomunikasi dengan ICC hingga saat ini atau informal,” kata Remulla, dikutip oleh AFP.
Persidangan diadakan oleh Senator Imee Marcos yang juga teman dekat Wakil Presiden Sara Duterte. Sara adalah putra Rodrigo Duterte.
Dalam persidangan, IMEE menunjukkan pemberitahuan tidak resmi dari Interpol tertanggal 10 Maret.
“Distribusi disampaikan setelah konsultasi sebelumnya dengan pemerintah Filipina, yang telah setuju untuk memenuhi permintaan penangkapan ini,” kata pemberitahuan itu.
Remulla mengatakan kata -kata dalam pemberitahuan adalah “bentuk surat” dan tidak secara jelas merujuk pada penangkapan Duterte.
“Ketika datang untuk berkoordinasi dengan pemerintah Republik Filipina, saya ingin tahu siapa yang mereka bicarakan di sini karena kita tidak,” katanya.
Sampai beberapa minggu yang lalu, pemerintah Filipina menegaskan kembali penolakannya untuk bekerja dengan penyelidik ICC. Mereka berasumsi bahwa pengadilan tidak memiliki yurisdiksi setelah Filipina keluar dari keanggotaan.
Di bawah pemerintahan Duterte, Filipina meninggalkan ICC kanan pada tahun 2019.
Beberapa hari kemudian, pemerintah bersikeras bahwa mereka siap untuk bertindak jika mereka menerima permintaan penangkapan dari ICC atau Interpol.
Kemudian pada 11 Maret, polisi Filipina menangkap Duterte. Setelah itu, ia diterbangkan ke Belanda untuk ditransfer ke ICC.
Saat ini, Duterte berada di Pusat Penahanan ICC dan menghadapi persidangan.
(Isa/DNA)