Massa Aliansi Jogja disebut mengatakan itu masih akan bertahan dan menghabiskan malam di kantor DIY DPD, Yogyakarta City dengan dukungan Tinjauan Hukum dibatalkan.
Berdasarkan pemantauan, massa aksi hingga 20,08 WIB masih di halaman depan kantor DIY DPD dan melanjutkan mimbar gratis pada hari Kamis (3/20).
Tenda didirikan di depan kantor dewan. Ada juga Pedagang Minuman, Bulat dan Satay yang dibawa untuk menemani mereka dalam semalam.
“Tentu saja kami selalu memprioritaskan prinsip dan prosedur anti-terorisme. Kami akan tetap di sini sampai pemerintah benar-benar memastikan pembatalan tinjauan hukum (TNI),” kata Marsinah, hubungan masyarakat Jogja Alliance yang disebut di lokasi.
“Rencananya adalah kita akan menghabiskan malam,” katanya.
“Kami telah berkoordinasi, kami tidak tahu bahwa kami dapat tinggal selama sehari, itu bisa dua atau tiga hari, tetapi pada dasarnya, ini adalah puncak dari kemarahan teman -teman yang bergabung dengan Jogja yang memanggil Dwifunction Abri,” katanya.
Marsinah mengatakan orang akan mengisi malam mereka hari ini dengan pidato, bacaan puisi dan musik dan diskusi kecil.
“Karena metode ini sebenarnya adalah apa yang juga kita gunakan dalam upaya untuk memperkuat kecepatan kita dalam perang melawan rezim otoriter,” tambah Marsinah.
Sementara itu, berdasarkan pemantauan, beberapa petugas polisi terlihat terjaga di area kantor DIY DPRD.
“Selama mereka bukan anarkis, kami akan terus melindungi keamanan lunak,” kata Komisaris Dharma Poly Aditya.
Sebelum malam, Aliansi Jogja dipanggil untuk menolak konfirmasi hukum dan melanjutkan tindakannya dengan melemparkan dan membakar sampah di teras kantor DIY DPD, Kota Yogyakarta pada hari Kamis (3/20).
Orang -orang yang mulai beraksi sekitar pukul 11:00 WIB dipantau untuk bertahan hingga pukul 16:00 WIB. Melalui mimbar gratis, gereja mereka memberikan pidato, menampilkan pertunjukan teater dan tingkat seni menyuarakan rintangan terhadap ratifikasi hukum kepada pihak berwenang.
Sekitar 15:23 WIB, sekelompok massa federal dari luar kembali ke kantor dewan dengan plastik yang berisi limbah.
Mereka kemudian melemparkannya dan menyebarkannya di teras kantor DIY DPRD, sementara petugas polisi hanya diamati selama keselamatan.
Bukan hanya sampah, para peserta aksi juga menulis fasad kantor DIY DPD dengan cat Pilox dalam kritik. Mereka mengatur dalam barisan -beberapa celana yang digunakan di tangga teras kantor.
Lanjutkan ke yang berikutnya …