Berita Demo Merebak di Negara-negara Arab buntut Kematian Pemimpin Hamas

by


Jakarta, Pahami.id

Berbagai demonstrasi terjadi di beberapa negara Arab setelah pemimpin biro politik tersebut Hamas, Ismail Haniyahterbunuh oleh rudal yang masuk Iran pada Rabu (31/7) dini hari.

Haniyeh tewas bersama pengawalnya akibat terkena rudal saat berada di kediaman seorang veteran perang di utara Teheran pada Rabu pagi pukul 02.00.


Ia berkunjung ke Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7). Ia juga bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada hari yang sama.

Setelah kematian Haniyeh, masyarakat di beberapa negara Arab mengadakan protes mengutuk pembunuhan pemimpin milisi Hamas.

Di Amman, Yordania, warga berbondong-bondong turun ke jalan sambil membawa poster Haniyeh dan mengibarkan bendera Palestina. Mereka berdemonstrasi di dekat Kedutaan Besar Israel di Amman.

Di Bagdad, Irak, sekelompok orang juga menggelar demonstrasi mengecam keras pembunuhan Haniyeh. Dengan mengenakan kaffiyeh Palestina dan mengibarkan bendera Palestina, warga Irak mengutuk keras serangan tersebut.

Di Tirus, Lebanon, sejumlah besar orang juga berbaris sambil membawa poster besar Haniyeh.

Warga Palestina di Tepi Barat juga turun ke jalan untuk memprotes kematian Haniyeh.

Di Teheran, Iran, sebagai lokasi penyerangan Haniyeh, sekelompok warga juga mengibarkan bendera Palestina dan membawa foto Haniyeh. Mereka sangat keberatan dengan pembunuhan Haniyeh.

Selain di negara-negara Arab, protes serupa juga terjadi di Istanbul, Türkiye. Ribuan orang berkumpul di jalan-jalan ibu kota untuk mengecam Israel. Hamas menuduh Israel sebagai dalang pembunuhan Haniyeh.

Ismail Haniyeh telah menjadi kepala biro politik Hamas sejak 2017, menggantikan Khaled Mashal. Haniyeh adalah sosok yang terkenal, terutama setelah menjabat sebagai Perdana Menteri Palestina pada tahun 2006, menyusul kemenangan telak Hamas dalam pemilihan parlemen.

Haniyeh tinggal di pengasingan dan berpindah antara Turki dan Qatar. Dia bergabung dengan Hamas pada tahun 1987, selama Intifada Pertama.

Selama invasi Israel ke Palestina, keluarga Haniyeh juga menjadi sasaran. April lalu, tiga anak dan empat cucu Haniyeh dibunuh Israel.

Pemerintah Iran berjanji akan membalas Israel atas dugaan serangan tersebut. Investigasi atas insiden ini masih berlangsung.

Israel sejauh ini menolak mengomentari kematian Haniyeh di Iran.

(isa/bac)