Jakarta, Pahami.id —
Tim keamanan Mesir dan angkatan bersenjata Israel terlibat baku tembak pada Senin (27/5) lalu. Peristiwa ini terjadi di dekat koridor Philadelphiaa, perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza Palestina.
Menurut sumber keamanan Mesir, pertempuran terjadi ketika tentara Mesir yang berjaga di menara pengawas melihat kendaraan lapis baja Israel melintasi garis dekat perbatasan. Tentara juga berusaha menghentikan kendaraan Israel dengan melepaskan tembakan.
Mendengar penembakan tersebut, tentara Israel kemudian membalas tembakan. Tentara Mesir itu terbunuh.
Peristiwa ini memicu terjadinya pertempuran antara pasukan Mesir dan Israel hingga akhirnya Zionis mundur dari kawasan tersebut.
Kehadiran pasukan Israel di sekitar koridor Philadelphia bukanlah hal yang mengejutkan. Pasalnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pernah menyatakan harus menguasai perbatasan karena kawasan tersebut merupakan kawasan strategis bagi Hamas.
Jadi, apa sebenarnya koridor Philadelphia itu?
Koridor Philadelphia atau dikenal juga dengan Philadelphia Line merupakan jalur sepanjang 14 kilometer yang menjadi perbatasan antara Gaza dan Mesir.
Koridor ini awalnya dibangun sebagai zona penyangga yang dikendalikan dan diawasi oleh pasukan militer Israel sebagai bagian dari perjanjian perdamaian Mesir-Israel tahun 1979 yang mengakhiri pendudukan Israel di Semenanjung Sinai dan membuka kembali Terusan Suez.
Tujuan awal dari koridor ini adalah untuk mencegah senjata dan material memasuki Gaza dan jatuh ke tangan warga Palestina di sana. Koridor Philadelphia juga bertujuan untuk mencegah pergerakan masyarakat dari Gaza, yang wilayahnya saat itu diduduki Israel, ke Mesir.
Pada tahun 2005, setelah komunitas internasional menekan Israel untuk mengubah Gaza menjadi “penjara terbuka”, Negara Zionis akhirnya menarik diri dari sana.
Mesir juga merupakan pemain utama yang mengendalikan koridor ini. Pada saat yang sama, perbatasan ini merupakan satu-satunya wilayah yang tidak dikuasai Israel, yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar.
Saat itu, Tel Aviv memblokir jalur darat, laut, dan udara Jalur Gaza dari berbagai sisi.
Mesir akhirnya membuat kesepakatan dengan Otoritas Palestina untuk mengerahkan 750 tentara dan senjata berat untuk berpatroli dan menjaga koridor sisi Mesir. Sisi Palestina dikendalikan oleh Otoritas Palestina.
Namun Hamas menguasai Gaza dua tahun setelah penarikan Israel dan mengubah semua kondisi yang ada.
Seperti dikutip Al JazeeraSelama bertahun-tahun, Mesir juga telah menghancurkan terowongan yang digali warga Gaza untuk menyelundupkan senjata dan manusia.
(blq/rds)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);