Jakarta, Pahami.id –
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina setuju untuk meniru wakil presiden Sara Duterte Pada hari Rabu (5/2).
“Dengan menyerahkan gerakan dengan lebih dari sepertiga dari Dewan Perwakilan Rakyat, atau 215 anggota … proposal telah disetujui,” kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Martin Romualdez, kepada anggota parlemen itu, seperti dikutip sebagai dikutip kepada anggota parlemen itu Afp.
Nasib Sara Duterte sekarang berada di tangan Senat Filipina. Setidaknya dua pertiga dari 24 senator harus mendukung pemakzulan ini untuk menghilangkan Sara dari posisinya.
Mengapa Sara Duterte tertantang?
Parlemen Filipina mengajukan proposal pemakzulan Sara Duterte, termasuk enam tuduhan besar, masing-masing, terkait dengan tuduhan pelanggaran konstitusional 1987, undang-undang anti-korupsi dan korupsi, dan undang-undang lainnya.
Salah satu tuduhan yang paling memberatkan adalah rencana Sara untuk membunuh Presiden Ferdinand R. Marcos Jr., Lady First Liza Araneta-Marcos, dan pembicara DPR Romaldez.
Dilaporkan dari Kantor Berita FilipinaY (Membuat), Pernyataan Sara sebelumnya tentang “imajiner” presidennya juga telah menimbulkan kekhawatiran dalam keamanan nasional.
Anggota parlemen juga berpendapat bahwa membiarkan Sara Duterte tetap menjadi ancaman langsung terhadap stabilitas negara itu.
Selain itu, Parlemen juga mencegah Sara sebagai wakil presiden yang dicurigai menyalahgunakan dan merilis 612,5 juta PHP (sekitar Rp172 miliar) dana rahasia selama kantornya sebagai Wakil Presiden dan Menteri Pendidikan.
Sara Duterte juga dicurigai melakukan korupsi dan manipulasi keuangan di Kementerian Pendidikan.
“Anggota parlemen mengatakan bukti menunjukkan bahwa ia menyetujui hadiah uang tunai dan penyuapan kepada pejabat tinggi yang melakukan proses pengadaan dan pasokan,” kata laporan itu Membuat.
Selain itu, Sara Duterte juga tidak melaporkan aset dan sumber pendapatan meskipun kekayaan bersihnya empat kali dari 2007 hingga 2017.
Dia juga dicurigai terlibat dalam pasukan kematian Davao (DDS) ketika dia menjabat sebagai walikota Kota Davao.
Beberapa alasan lain mengapa Parlemen menyangkal Sara adalah karena dia memboikot pidato negara dengan mengatakan bahwa dia adalah “orang yang selamat dari korban”.
Dia juga memimpin demonstrasi yang menuntut pengunduran diri presiden, membela bug Imam Apollo Quiboloy di depan umum, menghalangi investigasi Kongres, mengancam akan melakukan kekerasan fisik terhadap presiden, wanita pertama, dan pembicara DPR Romaldez.
(BLQ/BAC)