UMKM Pesta Rakyat Simpedes BRI Ini Sukses Jadi Produsen Snack di Jawa Timur Usai Dapat Modal & Inkubasi Bisnis – Berita Jatim

by
UMKM Pesta Rakyat Simpedes BRI Ini Sukses Jadi Produsen Snack di Jawa Timur Usai Dapat Modal & Inkubasi Bisnis

Pahami.id – UMKM Snek Super Heru menjadi bukti bahwa usaha bisnis bisa dibangun dengan modal minim dan ketekunan. Bermodal awal hanya ratusan ribu rupiah, Heru Nurwahyudin, produsen jajanan asal Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mampu menjadi pengusaha besar. Bahkan kini ia bisa mendapatkan penghasilan ratusan juta rupiah dalam setahun.

Ditemui dalam pameran UMKM Pesta Rakyat Simpedes (PRS) yang digelar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di Taman Chandra Wilwatikta, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Heru menceritakan perjalanan panjang bisnis makanan ringannya. .

Bermula pada tahun 2014, saat Heru baru saja berhenti dari pekerjaannya di sebuah perusahaan swasta. Setelah mengundurkan diri, pria berusia 30 tahun itu mencoba mencari pekerjaan di tempat lain. Namun selama berbulan-bulan, dia tidak pernah mendapat pekerjaan baru.

“Saya berbulan-bulan menganggur, tidak ada penghasilan, akhirnya saya bingung, saya ingin memulai usaha sendiri,” ujarnya.

Saat itu pria berkacamata ini masih bingung bagaimana memulai usahanya. Dia tidak tahu apa yang harus dijual. Tanpa pengalaman berwirausaha, modal tidak akan banyak.

Tak gentar, Heru bergabung dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Malang. Ia tertarik untuk melatih produk pengolahan hasil pertanian. Latihan demi latihan dalam produksi olahan.

Bersama 10 temannya BLK, Heru pun berani membuka usaha makanan ringan. Ia mendapat modal awal dari usaha patungan. Setiap orang mengumpulkan Rp 250 ribu, untuk menambah modal sekitar Rp 2,5 juta.

Dari uang itu ia membeli bahan dasar membuat jajanan seblak pedas. “Nama awalnya Jajananku, tapi kurang menarik, akhirnya kami pakai Super Heru yang mudah diingat. Super Heru sendiri merupakan plesetan dari kata Superhero, harapannya dia bisa menjadi seorang pahlawan bagi UMKM di Indonesia,” jelasnya.

Dapatkan pinjaman literasi digital dari BRI

Memasarkan produk makanan ringan sendiri, menurut Heru, mudah dan sulit. Selain itu, banyak juga pesaing jajanan serupa di pasaran. Sebagai seorang pemula saat itu, ayah dua anak ini harus memasarkan produknya dari rumah ke rumah.

Dia memperkenalkan camilan pedasnya keluar masuk kantor demi kantor. “Termasuk kantor BRI Malang. Sampai saya kenal pimpinan, stafnya, karena saya sering ke BRI dan banyak produknya yang mendapat review bagus. “Saya akhirnya ditawari pinjaman KUR BRI,” jelasnya.

Tak hanya diberikan pinjaman modal usaha yang mudah, UMKM makanan ringan Super Heru ini juga masuk dalam program Inkubator BRI dan mendapat bantuan dari Rumah BUMN di Malang sejak tahun 2017. Dari situlah usahanya mulai berkembang pesat. Ia berkesempatan memasarkan produknya secara digital di aplikasi Padi UMKM.

Heru juga semakin memahami strategi bisnis dengan pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran. Termasuk pemanfaatan teknologi dalam pemasaran, seperti pembayaran dengan QRIS dan penjualan di berbagai platform pasar online.

Ilmu manajemen bisnis ini sangat bermanfaat di masa pandemi Covid-19. Di tengah banyaknya pengusaha yang gulung tikar, PKS Super Heru masih mampu bertahan.

Berkat kerja kerasnya, UMKM jajanan Super Heru kini bisa meraup penghasilan ribuan kali lipat. Dari yang semula hanya memiliki pendapatan puluhan ribu, kini Heru bisa meraup pendapatan hingga Rp 450 juta per tahun. Variasi jajanan yang dijual pun bertambah. Tak hanya seblak pedas, ada pula makaroni, basreng, kue sus kering, hingga jajanan tradisional samiler.

“Kami menggunakan sistem reseller untuk penjualan. Dan sebagian besar berada di wilayah Malang. Selain itu, kami telah mengirimkan ke Surabaya, Bandung, Jakarta, Bali. “Kalau online, kita akan menjangkau Hong Kong dan Singapura,” ujarnya.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan, Pameran Rakyat Simpedes BRI merupakan wujud nyata dukungan BRI terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UKM). Hal inilah yang menjadi fokus utama BRI dalam pemberdayaan UKM selain peningkatan literasi digital.

Dalam literasi digital, BRI terus memasyarakatkan penggunaan BRI QRIS sebagai salah satu bentuk edukasi digitalisasi keuangan kepada masyarakat. “Tentunya hal ini sejalan dengan komitmen PRS untuk mengajak seluruh pelaku UKM agar lebih percaya diri dalam menangkap peluang sehingga mampu menangkap peluang di segala bidang usaha,” tutupnya.