Pahami.id – Lomba Kompetensi Sekolah Menengah Kejuruan (LKS) tingkat Provinsi kembali digelar oleh Dinas Pendidikan Jawa Timur. Peragakan kompetensi dalam 54 bidang lomba ini untuk mematangkan kompetensi siswa di tingkat Jawa Timur untuk maju ke tingkat Nasional. Kegiatan yang berlangsung pada 23-26 Mei 2023 di Jember ini akan diikuti oleh 1.659 peserta dari 1.518 sekolah menengah negeri dan swasta di Jawa Timur.
Melalui ajang ini, Jatim kembali membidik juara umum LKS tingkat nasional. Selain itu, diharapkan delegasi Provinsi Jawa Timur mampu berlaga di 37 bidang lomba di tingkat nasional. Bukan tanpa alasan, target ini akan memperkuat posisi Jatim sebagai tuan rumah penyelenggara LKS Nasional Oktober 2023.
Guna mencapai target tersebut, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mendorong para siswa untuk fokus mengasah kemampuan. Selain itu, diingatkan untuk selalu menjunjung tinggi semangat sportivitas selama LKS.
“Prestasi itu penting. Tapi yang tidak kalah penting adalah menjunjung tinggi semangat sportifitas. Tahun ini, kita berharap anak didik kita bisa membawa Jatim ke tingkat nasional dengan menjadi juara umum. Terus tingkatkan kompetensi masing-masing. Mari kita dampingi Jatim untuk menjadi juara seluruh tingkat nasional,” tegas Khofifah.
Menurut Khofifah, prestasi siswa nantinya akan menjadi tolak ukur untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas kompetensi siswa SMK. Tidak hanya untuk siswa, tetapi juga untuk guru.
“Melalui kegiatan ini, guru dapat melakukan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran setelah memahami capaian sekolah lain, mampu menganalisis dan mengembangkan kreativitas dan inovasi. Apa yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan akan menjadi catatan untuk mewujudkan sesuatu lebih baik. Kualitas pendidikannya,” terangnya.
Khofifah menegaskan, LKS menjadi bagian penting untuk meningkatkan daya serap lulusan SMK baik yang memilih bekerja, melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, maupun berwirausaha. Hal ini dapat berkontribusi pada penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk SMK.
Orang nomor satu di Jatim itu pun mengaku bangga, karena lulusan TPT SMK di Jatim mengalami penurunan yang cukup signifikan. Berdasarkan data BPS, TPT SMK JATIM pada Agustus 2020 sebesar 11,89%, kemudian pada Agustus 2021 turun menjadi 9,54% dan hingga Agustus 2022 TPT turun menjadi 6,70%.
“Bahkan menurut hasil kajian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hanya 3,3 persen lulusan SMK Jatim yang akan lulus pada tahun 2022,” imbuhnya.
Pencapaian lain juga terjadi pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur pada dekade ini yang mengalami kemajuan. Tercatat, IHK Jawa Timur meningkat dari 66,06 pada tahun 2011 menjadi 72,75 pada tahun 2022. Selama periode tersebut, IHK Jawa Timur meningkat rata-rata sebesar 0,90 persen per tahun, yang berarti telah mempertahankan statusnya yang tinggi sejak tahun 2017.
Pencapaian Jatim juga dijelaskan dengan pencapaian selama empat tahun berturut-turut Jatim mendominasi jumlah mahasiswa terbanyak yang mendaftar di Indonesia untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur prestasi (SNMPTN/SNBP). Berdasarkan data SNBP tahun 2023, jumlah mahasiswa Jawa Timur yang diterima di perguruan tinggi negeri sebanyak 23.477 orang (naik 31,84% dibanding tahun 2022 sebanyak 17.807 orang.
Selain itu, Jawa Timur juga merupakan provinsi dengan jumlah peminat Kurikulum Mandiri (IKM) terbanyak di Indonesia yang pada akhir tahun 2022 telah mencapai 2.754 institusi atau 78% dari 4.157 SMA, SMK, SLB. Bahkan hingga Mei 2023 ini, baru ada 48 lembaga yang belum melaksanakan IKM.
Oleh karena itu, Khofifah berharap ajang LKS SMK ini dapat melahirkan SMK juara yang mampu mengantarkan Jawa Timur menjadi juara umum LKS Nasional tahun 2023.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi menambahkan, penyelenggaraan LKS SMK tingkat Provinsi merupakan salah satu kegiatan untuk memantapkan semangat dalam meningkatkan mutu pendidikan di Jatim yang berbasis kecerdasan, mutu dan keunggulan. dan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif. era revolusi industri 4.0.
“Melalui LKS, pemangku kepentingan dapat memahami pentingnya pengembangan keterampilan atau persyaratan kompetensi tertentu untuk menyongsong era digitalisasi dan otomasi industri. Dengan demikian, akan ada keterkaitan dan kecocokan antara kompetensi yang diperoleh siswa di SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh DUDI (Dunia Perniagaan dan Perindustria). Ini tujuannya demand-based learning, bukan supply-based, dan mengutamakan project-based learning,” jelas Wahid.
Wahid merinci, dalam ajang bergengsi ini setiap tahunnya, setidaknya ada 54 bidang lomba yang akan dipertandingkan di LKS tingkat provinsi. Dari jumlah itu, hanya 37 delegasi yang akan berlaga di LKS Nasional 2023. Sedangkan 17 bidang lomba lainnya ditambahkan dalam kompetisi ini bertujuan untuk menstimulus jurusan yang masih dibutuhkan dunia usaha dan industri di Jawa Timur seperti tekstil, teknologi pangan. , peternakan, memasak, industri pariwisata, farmasi, bahari dan kecerdasan buatan.
“Para pemenang LKS Regional akan bertanding di tingkat Nasional dan pemenang tingkat nasional akan maju ke World Skills Competition 2024 di Perancis,” imbuhnya. Tak hanya itu, sebanyak 166 juri dari industri, institusi, dan akademisi juga disiapkan untuk ajang tahunan bergengsi ini.