Tanpa Peran Ayah Bimbim, Slank Cuma Band Biasa yang Tak Terpikir Kritik Pemerintah – Berita Hiburan

by

Pahami.id – Meninggalnya Sidharta Manghurudin Soemarno pada Senin (4/3/2024) turut membuka kenangan masa lalu anak-anaknya, termasuk Bimbim Langsing. Ingatan Bimbim masih lekat dengan bagaimana sang ayah selalu menanamkan ide nasionalisme kepada anak-anaknya sejak dahulu kala.

“Ayah saya sering bilang, dari kecil dia hidup di masa revolusi, Orde Baru, Orde Lama hingga Reformasi. Jadi dia sangat nasionalis terhadap Indonesia, dan itu yang ditanamkan pada anak-anaknya,” ujarnya. Bimbim Slank usai pemakaman ayahnya di TPU Karet Bivak, Jakarta, Selasa (5/3/2024).

Pemahaman tersebut pun ditanamkan oleh ayah Bimbim kepada teman-temannya di Slank. Kalau bukan karena ayah Bimbim, Slank mungkin hanya band biasa yang tak terpikir untuk menyuarakan kritik terhadap korupsi pemerintah lewat lagu.

Bimbim Slank turun ke makam saat pemakaman ayahnya, Sidharta Manghurudin Soemarno di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Senin (5/3/2024). [Adiyoga Priyambodo/Pahami.id]

“Hal yang selalu ditekankan kepada kami, Slank harus tetap kritis. Itu yang selalu diucapkan setiap saat di meja makan,” kenang Bimbim Slank.

Lirik-lirik kritis Slank sebelumnya juga lahir berkat peran ayah Bimbim. Sejak album pertama Slank, ayah Bimbim menjadi konsultan grup tersebut sebelum merilis karyanya.

“Dari awal album, dia selalu menjadi orang pertama yang kami dengarkan,” jelas Bimbim Slank.

Peran ayah Bimbim juga memastikan karya-karya kritis Slank tidak terlalu menyinggung pihak berwajib dan berpotensi menyeret mereka ke jalur hukum. Bimbim menuturkan, ada beberapa karya Slank yang liriknya direvisi oleh ayahnya karena kritik kerasnya terhadap pemerintah.

“Ada beberapa lagu yang liriknya kita ubah karena pertimbangan misalnya ‘Hati-hati, ini terlalu vokal, terlalu berbahaya’, itu saja,” kata Bimbim Slank.

Seperti diketahui, ayah Bimbim Slank meninggal dunia setelah dirawat selama seminggu di RS Asri, Jakarta. Bimbim menyebut komplikasi penyakit jantung, paru-paru, dan ginjal sebagai salah satu penyebabnya.

“Pertama kali diperiksa, dia tidak pernah punya jantung. Akhirnya kemarin diperiksa paru-parunya, ternyata di paru-parunya juga ada infeksi, selain gagal ginjal,” jelas Bimbim Slank.

Prosesi pemakaman ayah Bimbim Slank, Sidharta Manghurudin Soemarno di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Senin (5/3/2024). [Adiyoga Priyambodo/Pahami.id]
Prosesi pemakaman ayah Bimbim Slank, Sidharta Manghurudin Soemarno di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Senin (5/3/2024). [Adiyoga Priyambodo/Pahami.id]

Ayah Bimbim Slank sudah setahun mengalami gangguan kesehatan. Keluar masuk rumah sakit menjadi rutinitas.

“Ayahku sudah sering keluar masuk rumah sakit sejak tahun lalu. Jadi sebentar sehat, sebentar pulang, lalu masuk rumah sakit lagi,” jelas Bimbim Slank.

Oleh karena itu, pihak keluarga, termasuk Bimbim Slank, mengaku sudah melakukan persiapan sejak lama jika sang ayah meninggal mendadak. Meski pada akhirnya seluruh anggota keluarga termasuk Bimbim masih belum siap saat mengetahui ayahnya meninggal tadi malam.

“Sepertinya masih mau bangun lagi, minta lontong,” kata Bimbim Slank.