Pahami.id –
Surabaya Research Syndicate (SRS) merilis hasil survei terbaru yang dilakukan pada awal September 2023. Dalam survei tersebut disebutkan elektabilitas Prabowo Subianto di kalangan warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur masih tinggi.
Tingkat elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra di kalangan warga NU Jawa Timur mencapai 41,4 persen.
Disusul Ganjar Pranowo 34,3 persen dan Anies Baswedan 13,6 persen. “Masih ada 10,7 persen responden Nahdliyin Jatim yang belum menentukan pilihan,” kata Peneliti Senior SRS Edwin Abdul, Jumat (15/9/2023).
Kata dia, deklarasi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang dilontarkan beberapa waktu lalu tidak ada pengaruhnya.
Hasil survei juga mengungkapkan pemilih setia PKB cenderung memilih Prabowo dibandingkan Anies-Muhaimin yaitu sebesar 38,4 persen. Kemudian, 34,5 persen justru memilih Ganjar. Hanya 18,8 persen pemilih PKB yang masih memilih Anies. Sisanya sebesar 8,3 persen belum menentukan pilihan.
Hal ini menunjukkan deklarasi pasangan Anies-Cak Imin tidak banyak mengubah konfigurasi Pilpres di Jatim, ujarnya.
Edwin mengatakan, pihaknya sengaja melakukan survei di Jawa Timur karena basis terbesarnya ada di wilayah tersebut. “Makanya kami melakukan survei terhadap pilihan warga Nahdliyin Jatim. “Hasilnya sangat mengejutkan,” tegasnya.
Survei SRS mencatat pertanyaan-pertanyaan utama. Dimana elektabilitas Prabowo sebesar 26,1 persen, unggul atas Ganjar Pranowo 22,6 persen, dan Anies Baswedan 14,2 persen.
Selain ketiga nama tersebut, ada beberapa tokoh yang elektabilitasnya di bawah 10 persen yakni Mahfud MD, Ridwan Kamil, Erick Thohir, Agus Harimurti Yudhoyono, Sandiaga Uno, Khofifah Indar Parawansa, Puan Maharani, Moeldoko, Muhaimin Iskandar, dan Airlangga Hartarto.
Kemudian pada simulasi 10 nama, elektabilitas Prabowo kembali menjadi yang tertinggi yakni 33,7 persen. Lalu Ganjar 27,1 persen, Anies 14,3 persen. Untuk nama lain angkanya di bawah 10 persen.
Pada simulasi tiga calon presiden, elektabilitas Prabowo meningkat menjadi 43,8 persen. Ganjar sebesar 39,7 persen, dan Anies sebesar 15,2 persen. Faktanya, dalam simulasi head to head, Prabowo masih unggul dari Anies dan Ganjar Pranowo di Jatim meski PKB sudah beredar.
“Kalau berhadapan dengan Ganjar, angkanya Prabowo 51,3 persen, angka Ganjar 45,2 persen. Jika saling berhadapan, Prabowo dan Anies unggul 56,8 persen, Anies 40,1 persen. “Masing-masing memiliki lebih dari 3 persen pemilih yang belum menentukan pilihan,” ujarnya.
Berdasarkan survei yang mereka lakukan, setidaknya ada dua temuan SRS terkait elektabilitas Prabowo yang masih tinggi di Jatim pasca PKB bergabung dengan United Change Coalition.
Berdasarkan analisis SRS, warga NU di Jawa Timur menjadikan pilihan politik Gus Dur sebagai acuan dalam memilih calon presiden. Gus Dur pernah menjelaskan bahwa tokoh bangsa yang paling ikhlas dan peduli terhadap rakyat adalah Prabowo Subianto, ujarnya.
Gus Dur juga menyatakan bahwa Prabowo akan menjadi Presiden Republik Indonesia jika sudah tua. Faktor Gus Dur inilah yang menyebabkan sebagian besar warga NU dan pemilih PKB lebih memilih Prabowo dibandingkan Anies Baswedan, tambahnya.
Di sisi lain, kondisi tersebut menjadi faktor Efek Jokowi yang turut meningkatkan elektabilitas Prabowo. Masyarakat menilai Menhan sudah mendapat konfirmasi dan persetujuan dari Jokowi. Jadi simpatisan dan relawan Jokowi cenderung memilih Prabowo.
Sebaliknya, karena Anies memilih jalur yang berlawanan dengan Jokowi, maka calon presiden yang didukung Nasdem dan PKB cenderung dikesampingkan oleh pendukung Jokowi, jelasnya.
Survei SRS dilakukan pada 3-12 September 2023 di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Jumlah responden sebanyak 1.000 orang. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan multi stage random sampling dengan margin of error sebesar 3,1 persen. Serta tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih terdiri dari 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan. Dengan kontrol kualitas acak 20 persen. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara telepon. SRS adalah anggota ASOPI.
Kontributor: Yuliharto Simon Christian Yeremia