Pahami.id – Untuk pertama kalinya melahirkan secara normal, Vebby Palwinta merasa sangat khawatir. Namun, proses melahirkan anak keduanya berjalan lancar, salah satunya berkat dukungan sang suami, Razi Bawazier.
“Dari kehamilan pertama, dia sangat suportif. Kehamilan kedua ini, kami mendapatkan dokter yang sangat komunikatif. Jadi setiap kami konsultasi, bukan konsultasi 10 menit atau 12 menit, konsultasinya bisa setengah jam. Di sana dokter menjelaskan dengan sangat detail, ‘Kamu seperti ini, ini prosesnya,’ jadi kami tahu dan paham itu,” ujar Vebby Palwinta dalam jumpa pers di RS Brawijaya, Jakarta, Jumat (17/3/2023).
Penjelasan panjang lebar sang dokter diserap dengan baik oleh sang suami. Saat berada di rumah, Vebby terkadang takut dengan situasi yang dialaminya, namun suaminya dengan cepat memberikan jawaban yang menenangkan.
“Alhamdulillah laki-laki ini (sambil menunjuk suaminya) cocok jadi asisten dokter. Jadi setiap konsultasi dijelasin selalu asyik. Makanya tiap saya di rumah bingung, ‘Ini kenapa ya? Apakah ini jenis kontraksi?’ dia berkata ‘Coba perutmu, apakah pusarmu keras atau tidak?’ Jadi dia mencoba mengerti dan menenangkan saya juga,” jelasnya.
Dukungan Razi juga berlangsung di ruang bersalin. Sambil bercanda, kata Vebby, bahu suaminya menjadi korban saat proses melahirkan anak keduanya.
“Sama seperti tadi malam, pas di ruang bersalin, karena gelombang cinta, kontraksinya kuat banget. Ada yang harus ditahan, dan ujung-ujungnya jadi tangan-bahu korban. Tapi alhamdulillah bisa. didukung,” katanya sambil tertawa, yang ditanggapi suaminya dengan senyum hangat.
“Kak Razi selalu bilang ke saya, kita berusaha, tapi di tengah atau di akhir persalinannya tidak normal, jadi tidak apa-apa. Aku masih seorang ibu,” katanya lagi.
Vebby Palwinta melahirkan anak keduanya pada Rabu (15/3/2023). Proses persalinan dilakukan seperti biasa, tidak seperti anak pertama.
Karena ini merupakan pengalaman pertamanya, Vebby begitu takjub melahirkan anak keduanya. Baginya, proses menjelang kelahiran seperti menaiki roller coaster.
“Karena pengalamannya pasti berbeda antara normal dan caesar. Walaupun saya pertama kali diinduksi, ini lebih terasa seperti roller coaster, saya tetap pergi ke rumah sakit, merasakan kontraksi di tengah jalan,” ujarnya. .
