Setelah Rumah Digeledah, Ketua DPRD Jatim Kusnadi Akhirnya Diperiksa KPK – Berita Jatim

by
Setelah Rumah Digeledah, Ketua DPRD Jatim Kusnadi Akhirnya Diperiksa KPK

Pahami.id – Ketua DPRD Jatim Kusnadi akhirnya diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi, dalam dugaan praktik suap yang menjerat Wakil Ketua DPRD Jatim, Sahat Tua Parlindungan Simanjuntak dan kawan-kawan. .

Padahal, sehari sebelumnya (24/1/2023), saat ditemui di depan awak media di Hotel Wyndham Surabaya, saat menghadiri forum kelompok diskusi (FGD) yang digelar Polda Jatim, politisi PDI Perjuangan itu mengaku. dia tidak menerima surat panggilan dari KPK.

Bahkan, hari ini (25/1/2023), ia juga diperiksa KPK di kantor perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jatim, Jalan Raya Bandara Juanda. Tampak pula Anwar Sadad, Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim.

Berdasarkan informasi, seharusnya ada 17 saksi yang akan diperiksa penyidik ​​KPK. Namun, hanya empat wakil terpilih yang terlihat. Mereka memeriksa di tempat yang berbeda. Bahkan, Anwar selesai dimintai keterangan terlebih dahulu. Yaitu pada pukul 14.46 WIB.

Ditemui awak media, perwakilan Daerah Pemilihan (Dapil) Jatim III (Kabupaten/Kota Pasuruan dan Probolinggo) mengaku penyidik ​​mempertanyakan proses penyusunan APBD dan pengalokasian dana hibah.

“Saya diminta memberikan penjelasan detail, proses dan mekanisme penyusunan APBD Jatim. Termasuk tugas pimpinan dan anggota DPRD Jatim dalam menyusun APBD,” ujar Anwar Sadad.

Adapun pengalokasian dana hibah diawali dengan penyerapan aspirasi masyarakat oleh anggota dewan. Kemudian, aspirasi itu diperjuangkan dalam rapat paripurna. Dokumen aspirasi masyarakat dibahas di masing-masing komisi.

Setelah itu, dokumen diserahkan kepada eksekutif untuk dibahas dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang). Kemudian, masuk dalam rencana kerja daerah (RKPD).

“Saya menjelaskan semuanya. Detail. Semua prosedur tersebut kami hadirkan sebagaimana adanya hingga terbitnya Peraturan Gubernur (Pergub, Red.) tentang APBD. Mudah-mudahan kami bisa menjawab semuanya,” ujarnya.

Sementara itu, sekitar pukul 17.06 WIB, Kusnadi meninggalkan gedung BPKP Jatim menuju surau. Sekali lagi dia mengelak. Dia berargumen bahwa dia ingin berdoa. “Nanti, ya. Ini sudah hampir siang,” katanya sambil terus berjalan.

Begitu pula seusai sholat zuhur, Kusnadi masih belum mau mengomentari soal ujian. “Saya tidak tahu,” katanya.

Berpura-pura bingung

Beberapa waktu lalu, rumah Kusnadi di Kampung Puter, Kecamatan Kembangbahu, Lamongan, sempat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Beberapa berkas dibawa tim dari rumah mewah milik politikus PDI Perjuangan itu.

Sejak pemeriksaan itu, Kusnadi tak pernah muncul lagi. Baru tadi malam dia terlihat lagi. Ia mengikuti forum kelompok diskusi (FGD) Dinamika Pertambangan di Jawa Timur terkait legalitas, sosial ekonomi dan penegakan hukum. Berlokasi di Wyndham Hotel, Jalan Basuki Rahmat, Surabaya.

Namun, saat ditanya soal pencarian rumahnya, Kusnadi terdiam beberapa saat. Sambil mencari keberadaan mobilnya. Namun tak kunjung datang, akhirnya ia mencoba menjawab pertanyaan awak media.

Sayangnya, dia hanya menjawab tidak tahu. Itu juga sambil tersenyum sambil menggaruk kepalanya. “Saya tidak tahu apa yang dibawa KPK. Jangan tanya saya. Tanya saja ke KPK,” ujarnya singkat, Selasa (24/1/2023).

Namun yang pasti, ia mengaku tidak ada yang kurang di rumahnya. Alias ​​itu dibawa penyidik ​​KPK saat menyambangi rumahnya. Dia juga mengaku hingga saat ini belum menerima surat panggilan dari KPK.

Pemanggilan itu untuk meminta keterangannya sebagai saksi dalam kasus dugaan suap dana hibah yang menjerat Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Parlindungan Simanjuntak dan kawan-kawan. “Sampai saat ini saya belum menerima surat apapun dari KPK,” katanya.

Pasca penangkapan Sahat, KPK lebih sering berkunjung ke Jawa Timur. Beberapa tempat telah diperiksa. Termasuk ruang kerja Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.

Beberapa orang dari Partai Demokrat juga diperiksa. Seperti: DPRD Jatim Achmad Iskandar, di Pucang Sewu, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya pada Selasa (17/1/2023) dan Rabu (18/1/2023).

Lalu, Kamis (19/1/2023), di rumah Ketua Komisi D DPRD Jatim Dr Agung Mulyono. Agung sendiri adalah Bendahara Partai Demokrat Jatim.

Sedangkan dari PDIP adalah Kusnadi yang merupakan Ketua DPRD Jatim sekaligus Ketua DPD PDIP Jatim. Rumah dan kantor pribadi Kusnadi digeledah pada Selasa (17/1/2023) dan Rabu (18/1/2023).

Pemeriksaan itu bertepatan dengan penggeledahan rumah Wakil Ketua DPRD Jatim, Anik Maslachah dari PKB, di Sukodono, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo. Lalu, rumah Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad dari Partai Gerindra.

Kontributor: Yuliharto Simon Christian Yeremia