Prabowo Lakukan Ini untuk Jaga Kedaulatan Indonesia, Sosok Ini Ungkap Rahasianya – Berita Jatim

by
Prabowo Lakukan Ini untuk Jaga Kedaulatan Indonesia, Sosok Ini Ungkap Rahasianya

Pahami.id – Guna menjaga kedaulatan Indonesia, salah satu hal penting yang perlu dilakukan tentunya adalah modernisasi alat utama sistem persenjataan Tentara Nasional Indonesia atau Alutista. Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto disebut-sebut berperan dalam modernisasi alutsista.

Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan rencana Prabowo melakukan modernisasi alutsista guna memperkuat pertahanan dan menjaga kedaulatan NKRI.

Dampaknya sumber daya alam kita mudah dicuri, kedaulatan kita terganggu, kita dipandang rendah oleh negara tetangga dan sebagainya, kata Dahnil seperti dikutip Jumat (5/1).

Menurutnya, situasi geopolitik dan geostrategi saat ini sangat dinamis dan masih penuh ketidakpastian.

Misalnya saja memanasnya kembali konflik Palestina-Israel, pertikaian yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina, serta ketegangan hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

“Iklim ini menciptakan berbagai aliansi dan blok kepentingan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, situasi geopolitik dan geostrategis di kawasan kita masih sangat kompleks. Jika kita tidak memperkuat peralatan militer dan memperkuat pertahanan, kita bisa terjebak dalam berbagai konflik,” kata dia. Danhil. .

Danhil lebih jauh mencontohkan tindakan yang dilakukan Prabowo dalam berbagai kesempatan terkait pentingnya modernisasi alutsista.

“Prabowo selalu menekankan, jika peralatan militer kita tidak kuat, maka sumber daya laut kita akan terus direbut pihak asing,” ujarnya.

Karena kapal-kapal yang digunakan luar negeri lebih modern dan canggih dibandingkan milik kita. Oleh karena itu, Prabowo telah mengambil tindakan seperti membeli kapal selam, fregat dan lain-lain untuk melindungi perairan kita, jelasnya.

Peran Penting Modernisasi Alutsista

Bagi Prabowo, situasi alutsista Indonesia sangat mengkhawatirkan. Hal ini semakin memprihatinkan pasca tenggelamnya KRI Nanggala di perairan Bali yang menjadi perhatian internasional.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, dihuni oleh lebih dari 270 juta jiwa, tersebar di 17 ribu pulau, dan memiliki sumber daya alam yang melimpah, menjadikan pertahanan dan keamanan sebagai aspek yang sangat penting.

Apalagi dengan semakin meningkatnya dominasi Tiongkok di kawasan Laut Cina Selatan (LCS), yang mengklaim sebagian besar wilayah tersebut kaya akan sumber daya alam, termasuk perikanan dan energi.

Klaim tersebut tidak hanya meningkatkan ketegangan geopolitik di kawasan ASEAN, seperti dengan Malaysia, Filipina, dan Indonesia, namun juga mendorong Amerika Serikat (AS) sebagai pemain utama dunia mengirimkan armada kapal induknya ke kawasan LCS untuk menjaga kebebasan berekspresi. navigasi.

Dengan kondisi alat utama sistem pertahanan yang masih terbatas, Indonesia tentu memiliki daya tawar yang rendah di tingkat regional.

Hal ini tidak dapat diabaikan, terutama mengingat meningkatnya ketegangan geopolitik global antara negara-negara Barat (AS dan Eropa) dan Tiongkok.

Munculnya hegemon baru yang menantang kekuasaan lama atau dikenal dengan “incumbent power” biasanya berpotensi memicu konflik bersenjata. Probabilitas ini tercatat tinggi, mencapai 75% menurut penelitian dari Bridgewater Associates.

Presiden Joko Widodo menegaskan modernisasi alutsista harus menjadi komponen penting investasi sektor pertahanan Indonesia.

Dalam pidato yang disampaikannya saat merayakan HUT TNI ke-78 di Monas, Jakarta, 17 Agustus lalu, Jokowi memberi instruksi bahwa setiap anggaran yang dialokasikan untuk belanja alutsista harus mengutamakan produk dalam negeri.

Jika ada pembelian produk luar negeri, maka perlu dilakukan transfer teknologi yang bermanfaat bagi industri pertahanan dalam negeri.

“Modernisasi alutsista harus menjadi bagian penting dalam pengembangan investasi industri pertahanan dalam negeri. Hal ini harus didukung dengan transfer teknologi yang signifikan dan peningkatan sumber daya manusia. Prioritas harus diberikan pada produk dalam negeri.

Terkait hal itu, saya ingatkan kembali bahwa anggaran yang digunakan berasal dari uang rakyat sehingga perlu dikelola secara cermat dan diputarbalikkan untuk kepentingan rakyat, kata Jokowi.

“Meskipun modernisasi alutsista sangat penting, namun kita harus ingat bahwa keuangan negara terbatas dan anggaran negara terbatas,”

“Anggarannya harus dipikirkan secara bijak, dan kita harus memahami bahwa ada kebutuhan besar untuk mensejahterakan rakyat di luar bidang pertahanan,” imbuhnya.