Pahami.id – Menjadi topik pertikaian selfie pendukung Ganjar Pranowo di Jalan Tunjungan Surabaya, Siti Atikoh menikmati makan malam di sebuah warung pinggir jalan.
Dalam kesempatan tersebut, Siti Atikoh mengaku langsung menyantap dua hidangan sekaligus yakni nasi goreng dan mie goreng khas PKL di Jalan Genteng Surabaya.
“Mie dan nasi gorengnya enak sekali, tapi setengah-setengah,” ujarnya kepada awak media, Selasa (19/12/2023).
Sayangnya Atikoh tidak bertahan lama dan tidak sempat mencicipi kuliner khas Surabaya yang terkenal seperti Semanggi Suroboyo.
“Belum, tapi saya agak lupa, karena lupa nama saya, karena sering ke Surabaya juga,” jelasnya.
Menurutnya, suasana di Surabaya cukup menyenangkan, apalagi masyarakatnya yang begitu ramah hingga Siti Atikoh lupa waktu.
“Rasanya belum malam, padahal saya sudah menempuh perjalanan jauh, dari Tulungagung, Pasuruan, hingga Sidoarjo, saya baru sampai di sini, tapi saya tidak merasa lelah karena bertemu dengan saudara-saudara saya di Surabaya. ,” dia berkata.
Menurut Atikoh, Jalan Tunjungan Surabaya cukup nyaman untuk dinikmati warga saat berjalan-jalan pada sore dan malam hari, karena suasananya ramai namun menyenangkan.
“Anak-anaknya banyak yang kreatif, ada yang tua-tua yang bikin musik, luar biasa, dan yang muda-muda juga luar biasa. Menurutku bagus, dan walaupun bukan malam Sabtu, rame banget, makanannya juga bagus,” jelas Atikoh.
Selain itu, Jalan Tunjungan Surabaya bisa disejajarkan dengan beberapa jalan ikonik di Indonesia seperti Semarang, Jogja bahkan Malang.
Oh iya, masing-masing punya spesifikasinya masing-masing, mungkin Jogja lebih ke budaya, karena di sana terintegrasi, ada keraton dan Malioboro seperti itu, katanya.
Namun Atikoh tak membahas program suaminya, Ganjar Pranowo, di hadapan pendukungnya.
“Oh tidak, kalau hanya sekedar bertemu masyarakat, lalu mencicipi kelezatan masakannya, melihat masyarakat, itu saja,” ujarnya.
Kontributor: Dimas Angga Perkasa