Mendengar Cerita Orang Tua Korban Pencabulan Oknum Guru Ngaji di Surabaya, Polisi: Masih Dalam Penyelidikan – Berita Jatim

by
Mendengar Cerita Orang Tua Korban Pencabulan Oknum Guru Ngaji di Surabaya, Polisi: Masih Dalam Penyelidikan

Pahami.id – IS, orang tua korban pencabulan menceritakan kasus putranya, NA, yang dilakukan seorang guru mengaji di Surabaya baru-baru ini.

Ia mengatakan, anaknya menjadi korban guru mesum di wilayah Surabaya. Yang lebih miris lagi, pelaku sudah melakukan aksinya selama setahun.

Ia mengatakan, aksi pencabulan tersebut baru diketahui setelah korban mengadu padanya pada Senin (4/12/2023).

Korban mengaku dianiaya usai salat Ashar oleh pelaku berinisial SA (60). Korban dibelai dan dicium bibir oleh pelaku.

“Setelah pulang dari masjid, sekitar setelah Isya, NA bercerita kepada ibunya. Katanya sambil menangis, dia berpesan kepada ibunya agar tidak marah mendengar cerita pelecehan seksual darinya, kata IS, dikutip dari BeritaJatim – jaringan Pahami.id, Kamis (28/12/2023).

Mendengar cerita itu, ibunya langsung memanggilnya untuk pulang. Setelah dia kembali ke rumah, dia mendengarkan cerita putranya.

Korban pun mengaku, setelah dicabuli, ia selalu diberi uang sebesar Rp10.000 – Rp50.000. Ia pun mengaku telah dicabuli sejak duduk di bangku kelas 2 SD.

“Saya terkejut di sana. Sebab, pelaku juga merusak masjid. Menurutku dia tidak punya hati. “Anak saya lapor setelah 4 Desember 2023, itu tindakan yang paling buruk,” tambah IS.

Perbuatannya dilakukan di dalam masjid saat korban hendak pamit pulang. Saat itu korban saling bertukar hinaan dengan pelaku. Teman korban yang bersama korban disuruh pulang dulu.

Namun saat kami hendak turun ke lantai 1, NA ditahan dengan erat. Sementara itu, salah satu temannya disuruh meninggalkan NA berdua dengan guru al-Quran miliknya sehingga mengakibatkan pelecehan seksual, ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari ISIS. “Itu betul. “Sekarang laporannya masih dalam penyelidikan,” pungkas Hendro.