Lina Mukherjee Geram Disebut Orang Stres, Singgung Penghasilan Rp500 Juta per Bulan – Berita Hiburan

by

Pahami.id – Selebgram Lina Mukherjee tak terima dituding stres oleh netizen saat melakukan siaran langsung di TikTok beberapa waktu lalu.

Menurut Lina Mukherjee, tidak mungkin orang depresi bisa berpenghasilan Rp 500 juta sebulan.

Lina Mukherjee. [Instagram]

“Saya tidak depresi, tapi saya punya mentalitas yang saya butuhkan untuk sehat. Orang depresi itu berbeda. Bagaimana orang depresi bisa berpenghasilan Rp 500 juta sebulan?” ujar Lina Mukherjee mengutip @real.dramahaluu yang diunggah, Sabtu (25/3/2023).

Lina Mukherjee pun bangga karena penghasilannya ini bisa membantu teman-temannya melunasi denda teman-temannya yang dipenjara.

“Kalau saya stres, tidak mungkin saya investasi ke teman saya yang malang, saya bayar teman saya. Kalau teman saya mau masuk penjara, saya kasih Rp 50 juta. Teman saya ada tiga orang yang mau masuk penjara. , saya bayar semuanya. Satu lagi modal usaha Rp 200 juta, saya kuliah untuk adik saya,” kata Lina Mukherjee dengan nada kesal.

Lina Mukherjee makan daging babi. [Instagram]
Lina Mukherjee makan daging babi. [Instagram]

Selain itu, menurut Lina Mukherjee, bukan orang depresi yang pintar untuk menjadi terkenal. Diakui Lina terkadang butuh sensasi atau hiburan agar hidupnya tidak membosankan, berbeda dengan netizen yang terlalu serius.

“Bukannya pas orang lagi stres, marketingnya jago? Gue nggak depresi, cuma mental gue juga butuh sensasi, sesuatu yang lucu, just entertainment. Hanya yang menganggap hidup terlalu serius!” dia terkekeh.

Ucapan Lina Mukherjee ini justru menjadi perbincangan netizen dengan menggambarkan penampilannya.

“Rp 500 juta sebulan? Mandi, Mbak. Kalau coklat banget ya tetap kusam karena nggak urus. Lalu sekolah adab. Sayang buang-buang uang.” komentar @bae ***.

“Rp 500 juta sebulan tapi malang, garuk-garuk kepala (emoji menangis),” kata akun @_shazea***.

“Mbak, itu banyak kan Rp 500 juta sebulan. Saran saya mohon maaf pelayanan yang baik silahkan ambil pendidikan informal terus, untuk kepribadian, sosial, sikap,” tambah @apriyanti ***.