Pahami.id – Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono mengatakan, satu orang tewas akibat ledakan yang diduga berasal dari petasan, sementara tiga anggota keluarga lainnya masih dicari di reruntuhan bangunan.
“Di (rumah) saat terjadi ledakan ada empat orang, itu satu keluarga. Orang tua dan anak-anak,” kata Kapolres Argowiyono dikutip dari DI ANTARA di Blitar, Jawa Timur, Senin (20/2/2023).
Dia mengungkapkan ledakan itu terjadi pada Minggu (19/2) sore sekitar pukul 22.30 WIB di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Korban tewas bernama Darman (65) ditemukan di bawah reruntuhan rumahnya yang roboh.
Selain itu, polisi dibantu petugas lainnya masih mencari tiga anggota keluarga lagi yang juga diduga terkubur di bawah reruntuhan. Hingga berita ini diturunkan, nasib mereka belum diketahui.
Namun, petugas menemukan potongan bagian tubuh manusia di sekitar lokasi kejadian. Saat ini, petugas sedang bekerja keras untuk mencari korban.
Berdasarkan informasi dari ketua rukun tetangga dan para tetangga korban, selain korban Darman yang tinggal di rumah tersebut, juga ada Aripin dan Widodo (keduanya anak Darman). Saat terjadi ledakan, saudaranya, Wawa, kebetulan sedang bermain di dalam rumah.
“Korban yang teridentifikasi meninggal adalah pemilik rumah satu orang. Tiga lainnya masih tertimbun reruntuhan, kemungkinan meninggal karena ditemukan potongan tubuh,” kata Kapolsek.
Selain itu, polisi juga mengidentifikasi sejumlah warga lainnya yang terluka akibat ledakan tersebut.
Sampai saat ini, delapan orang dilaporkan menderita luka gores akibat puing-puing yang jatuh dari atap atau langit-langit rumah mereka. Mereka juga masih kaget dengan apa yang terjadi.
Sampai saat ini polisi masih berjaga di lokasi dan bau bahan kimia yang digunakan untuk membuat petasan dari ledakan masih tercium cukup menyengat.
Video setelah ledakan menjadi viral di aplikasi obrolan WhatsApp dan media sosial. Selain memperlihatkan kondisi rumah korban yang hancur dan roboh, beberapa rumah tetangga juga ikut rusak akibat ledakan tersebut.
Sampai saat ini masih banyak yang memadati lokasi kejadian. Mereka ingin melihat kondisi rumah korban dan sekitarnya.
Namun, polisi juga memasang garis polisi agar warga yang tidak diperbolehkan masuk dilarang masuk.