Hotel di Malang Diduga Jadi Ajang Prostitusi, Terkuak dari Insiden Pria Kabur Ogah Bayar Jasa – Berita Jatim

by
Hotel di Malang Diduga Jadi Ajang Prostitusi, Terkuak dari Insiden Pria Kabur Ogah Bayar Jasa

Pahami.id – Warga RW 08 Kelurahan Tlogomas Kota Malang menduga dua hotel menjadi tempat prostitusi online. Akibatnya, keberadaan hotel pun terpaksa ditutup.

Protes yang diajukan berupa pemasangan poster atau spanduk di beberapa lokasi di sekitar hotel. Isikan poster sebagai berikut; “Warga RW 8 & Jemaah Masjid Tolak Kegiatan Prostitusi di Kawasan RW 8 dan Menuntut Penutupan Operasional RedDoorz & Smart Hotel Tlogomas,”

Perwakilan warga setempat, Ibnu Syamsul Huda mengatakan, warga khawatir dengan tudingan prostitusi di RedDoorz dan Smart Hotel Tlogomas, kemudian sepakat untuk protes.

“Sebetulnya kita sudah tahu prostitusi itu sudah berlangsung lama. Karena hampir 24 jam, cewek-cewek berkeliaran di sana, pakai baju minim bahkan bertato,” kata Ibnu.

Puncaknya, lanjutnya, saat warga menemukan seorang perempuan mengejar seorang laki-laki yang kabur dari hotel, diduga karena tidak membayar jasa prostitusi, pada 9 Mei 2023. Ia kemudian mengadu ke kelurahan setempat dan dilakukan mediasi dengan pihak hotel. .

“Kami memasang spanduk (protes) agar ada perhatian bahwa kami benar-benar serius. Ini masalah lingkungan. Kami ingin meninggalkan lingkungan yang sehat untuk anak-anak kami,” katanya.

Terpisah, perwakilan manajemen hotel Smart Tlogomas, Jemmy, menepis laporan dugaan praktik prostitusi. Pihaknya terimbas dengan kejadian saat seorang perempuan mengejar seorang laki-laki yang kabur, diduga karena tidak membayar jasa prostitusi. Pria tersebut ketahuan kabur dari hotel RedDoorz, bukan Smart Tlogomas.

“Sebenarnya kejadian itu jadi puncak masalah. Tapi itu terjadi di RedDoorz. Jadi saya kurang paham spanduk penolakannya juga bertuliskan Smart Tlogomas,” ujarnya, Senin (15/5/2023).

“Buktinya dari mana, kalau terbukti ya lanjut. Tapi barang bukti ditemukan di RedDoorz. Kejadian ini menyebar ke tempat kami diduga ada prostitusi di tempat kami,” lanjutnya.

Belakangan ini, pihaknya terus melakukan upaya klarifikasi untuk menepis tudingan prostitusi.

“Saya juga mengumpulkan berkas untuk menjelaskan kepada desa dan masyarakat bahwa kami berbeda dengan RedDoorz,” ujarnya.

“Kami komitmen urus, kalau ketemu (prostitusi) beritahu kami. Soalnya, ini bukti di sisi lain, tapi kok malah dipukul malah diminta tutup,” imbuhnya.

Sementara itu, RedDoorz tidak bisa dimintai keterangan terkait dugaan praktik prostitusi dengan alasan manajemen tidak berada di lokasi. Demikian disampaikan security dan staf hotel setempat.

Kontributor: Azis Ramadani