Pahami.id – Sebuah desa, jika sudah dikategorikan sebagai desa mandiri, maka dukungan Kementerian Desa, Pembangunan Kabupaten Tertinggal, dan Transmigrasi akan berkurang, bahkan nol.
“Sebenarnya kita tidak hanya menyasar desa-desa yang lebih mandiri, tetapi desa-desa yang sudah mandiri kita harapkan menemukan spektrum baru, memperluas jangkauan produk kreatifnya, sehingga mandiri dan produktif,” kata Gubernur. Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam sambutannya pada Kick Off Program Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) 2023 dan Akademi Pariwisata di Hotel Artotel TS Surabaya, Jawa Timur, Kamis (16/3/2023) siang.
Melalui forum ini, Gubernur Khofifah berharap akan ada keterkaitan dan sinergi yang dibangun dengan pendekatan hexa helix yang melibatkan enam sektor, yaitu sektor pendidikan tinggi atau akademik, sektor bisnis atau swasta, sektor pemerintah, masyarakat, media dan permodalan. .
“Ini momentum untuk membangun sinergi di antara kita. Pasti banyak potensi luar biasa yang dimiliki masing-masing lembaga,” ujarnya.
Orang nomor satu di Jawa Timur itu menjelaskan, melalui pendekatan hexa helix, desa mandiri akan dapat menemukan ruang yang memungkinkan pelaku UMKM terus berkembang dan menemukan ekosistem bisnis yang lebih maju dan lebih baik.
“Mereka akan terus tumbuh dan berkembang. Kita berharap kemandirian yang terus tumbuh dan berkembang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desanya,” jelasnya.
Kampung Merdeka di Jawa Timur hingga Juli 2022 mencapai 1.490 desa dan merupakan desa terbesar secara nasional yaitu sebesar 23,88%. Agar potensi yang ada terus berkembang, Gubernur Khofifah telah mengidentifikasi dan mengidentifikasi desa-desa yang dapat mendapat dukungan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau LPEI sebagai desa devisa.
“Saya berkeliling antara lain mencari produk asli yang memungkinkan akses ke pasar global. Itu desa devisa. Sampai hari ini ada 64 desa devisa di Jatim, masih ada 85 lagi yang kita ajukan, ” dia berkata.
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur ini mengatakan, pihaknya akan terus memaksimalkan potensi desa yang mandiri, produktif, kreatif, dan inovatif untuk LPEI mengembangkan akses.
“Hari ini ada 64, insyaallah Maret ini kita tambah 15. Tapi kita punya stok yang kita rekomendasikan yaitu 85 desa devisa,” ujarnya.
Mantan Menteri Sosial RI ini berharap forum ini dapat memperkuat komitmen untuk memberikan pemberdayaan, pendampingan dan kemajuan bagi masyarakat di desa. Pasalnya, kekuatan partisipasi bottom up di Jatim dinilai luar biasa, terbukti dengan kabupaten dan kecamatan yang paling banyak melakukan inovasi di Jatim.
“Sehingga ketika kami memberikan stimulan, kami yakin akan memberikan efek ganda yang insya Allah signifikan bagi penguatan dan pemberdayaan masyarakat di desa,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, didampingi Kepala Kantor JPM, Gubernur Khofifah juga menyerahkan Bantuan Keuangan Khusus kepada 10 desa yang masing-masing mendapat Rp 100.000.000 termasuk Ds. Kecamatan Kemirigede Blitar, Fr. Cluring Kab. Banyuwangi, Ds Kecamatan Tanjungan. Gresik, dr. Sumberbendo Kab. Kediri
Lalu Ds. Kebundadap Timur Kab. Sumenep, Ds. Kab. Mojokerto, Pdt. Arka, Kab. Magetan, Fr. Kecamatan Wonorejo Situbondo, Fr. Kecamatan Banar Tulungagung, dan DS. Dadapan Kab. Pacitan.