Detik-Detik MAN Mojokerto Dilempari Batu Konvoi Pelajar, Satu Siswa Alami Memar – Berita Jatim

by
Detik-Detik MAN Mojokerto Dilempari Batu Konvoi Pelajar, Satu Siswa Alami Memar

Pahami.id – Kronologis Madrasah Aliyah (MAN) Negeri Mojokerto yang dilempari batu oleh siswa sekolah lain.

Peristiwa menegangkan terjadi di MAN Mojokerto pada Rabu (23/8/2023) siang. Saat santri istirahat, mereka melaksanakan salat Duhur. Sekelompok mahasiswa yang masih berseragam melakukan konvoi. Beberapa di antaranya melemparkan batu ke sekolah di Jalan Cinde Baru VIII, Desa Pahlawan Kulon, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.

Cermin di ruang kelas F (XI 4) dan F (IX 5) pecah terkena batu.

Salah satu siswa kelas F (XI4), Aizziatussofia (16), yang berada di kelas saat kejadian mengatakan, kejadian tersebut terjadi saat istirahat makan siang.

Dia dan ketiga temannya sedang berada di kelas saat itu. “Kami lagi di kelas, tidur siang. Pertama ada suara motor dari arah utara. Teman saya suruh lihat dari jendela,” ujarnya seperti dikutip dari Beritajatim.com–jaringan Pahami.id.

“Yang pertama mbleyer-mbleyer saja, tapi jangan pakai lempar batu. Kurang lebih 6 menit, balik lagi dari arah berlawanan,” ucapnya lagi.

Saat kembali, rombongan siswa tersebut melemparkan batu ke gedung sekolah. Terdapat empat kali lemparan yang memecahkan kaca di dua ruang kelas.

“Saya mengajak teman saya lari ke luar kelas, bahu kiri saya tertimpa batu. Hanya memar. Banyak yang menggunakan sepeda motor, yang pertama dari utara hanya mbleyer, yang kedua dari selatan mbleyer sambil melempar batu,” ujarnya.

Ketua LELAKI Kota Mojokerto Abdul Salam mengungkapkan, saat kejadian dirinya sedang berada di luar sekolah sedang bekerja.

“Saya kembali dan ternyata di luar banyak guru, ada juga anggota Polisi di depan pagar. Setelah saya tanya, katanya ada sekelompok anak berseragam sekolah memakai mbleyer-mbleyer yang melempar batu,” ujarnya.

Ia juga tidak mengetahui siswa mana yang melakukan aksi melempar tersebut.

“Kejadiannya sekitar pukul 12.30 WIB, waktu istirahat dan banyak santri yang sedang salat Duhur. Kami sudah lapor ke polisi, polisi turun. Kami juga sudah mengumpulkan siswa laki-laki untuk mencari tahu permasalahannya, namun hingga saat ini kami belum mengetahui apa permasalahannya,” ujarnya.

Abdul Salam berharap polisi bisa mengungkap asal usul siswa sekolah yang melakukan pelemparan tersebut. Selanjutnya mereka akan melakukan mediasi.

Peristiwa kekerasan pelajar ini bukan kali pertama terjadi. Dua minggu sebelumnya juga terjadi kekerasan namun tidak ada pelemparan.

“Mudah-mudahan kalau tahu sekolah mana di sini, mari kita mediasi karena kita tidak tahu mana yang salah. Mediasi yang dilakukan pihak kepolisian diharapkan dapat mencegah kejadian serupa terulang kembali. Jika siswa kami tidak berhasil, kami akan membangun. Sama halnya dengan sekolah lain, kalau ada siswa yang salah bisa dibimbing,” ujarnya.