Bully Habis-habisan Seorang Netizen, Fans Fanatik Amanda Zahra Dianggap Kelewat Batas – Berita Hiburan

by

Pahami.id – Amanda Zahra saat ini sedang trending di Twitter karena di-bully oleh sejumlah pendukungnya terhadap seorang netizen dengan akun @heiifafa.

Sosok Amanda Zahra mulai dikenal saat mantan suaminya, Guiddo Ilyasa Purba diduga menjalin asmara dengan aktris Arawinda Kirana. Sejak itu, Amanda memiliki banyak pendukung di media sosial.

Kehebohan bermula saat Amanda Zahra mengaku sering dijadikan objek seksual. Ibu satu anak ini memang dikaruniai sosok seksi.

Masih terkait cerita ini, @heiifafa membalas cuitan akun @small_MOFO yang melawan Amanda Zahra. Dia diperingatkan untuk berhati-hati dengan penggemar kekerasan Amanda.

Merasa terhina, seorang netizen mengutip balasan @heiifafa dengan komentar yang bernada pelecehan seksual. “Siapa pun tolong undang dia dengan cara ini agar dia bisa dikenali sebagai laki-laki,” tulisnya.

Amanda Zahra semakin memperumit situasi dengan menghina kemunculan profil Twitter bertajuk @heiifafa. Akibatnya, pendukungnya semakin terpuruk. Banyak yang melontarkan komentar berbau pelecehan seksual di situs Secreto.

“Hari ini kamu diperkosa atau tidak saudari? Jika kamu tidak bersemangat, semoga kamu segera diperkosa,” tulis salah satu dari mereka.

Netizen merasa pendukung fanatik Amanda Zahra sudah keterlaluan. Beberapa mengkritik Amanda karena dilihat sebagai penyulut api daripada meredamnya.

“Bek amanda zahra makin liar nih, ga kebablasan,” komentar akun @jwrmal.

“Kamu @amndzahra hanya peduli jika terjadi sesuatu padamu. Contohnya seperti apa? Pelecehan seksual. Kamu berbicara panjang lebar tentang pelecehan seksual dan segala detailnya, tapi kamu sendirilah pelaku cyberbullying. Dimana dua tindakan ini sama buruknya,” kritiknya . akun @Hopeyoumissit .

“Sudah selesai, selamat tinggal Amanda. Kemarin aku baru saja membiasakan diri tapi tidak tepat sampai di titik ini. Bukannya berhenti malah terlihat senang dan heboh dibully,” kata akun @dollettu yang diblokir Amanda. .

Kontributor: Chusnul Chotimah