Pahami.id – Kasus kematian Danteanak Marah Dimas dan mantan istrinya, Tamara Tyasmara masih dalam proses hukum. Angger merasa ada yang janggal dalam kasus kematian bocah tersebut.
Keanehan terjadi saat rekonstruksi yang mengarah pada tersangka Yudha Arfandi. Menurut Angger, seluruh adegan yang terjadi tidak sesuai fakta.
Penyimpangan tersebut disampaikan Angger Dimas kepada ayahnya, Agus Riyanto.
Katanya, ‘Yah, banyak penyimpangan, kenapa semua yang direkonstruksi lunak, tidak cocok untuk itu,’ kata Agus Riyanto seperti dikutip Intens Investigasi, Rabu (6/3/2024). .
Sementara itu, Angger Dimas dan ayahnya menduga Dante juga mengalami kekerasan hingga tewas tenggelam di kolam renang.
“Nah (rekaman CCTV) yang beredar sebenarnya ada arah kekerasan yang benar-benar ada dan terlihat. Tapi, setelah direkonstruksi, lain,” kata Agus Riyanto.
Di sisi lain, ayah Angger Dimas juga merasa ada yang aneh dengan mantan menantunya, Tamara Tyasmara. Menurutnya, sebagai seorang ibu, Tamara tidak terlihat sedih.
“Kalau ada yang merasa kehilangan, dia tidak bisa menyembunyikannya. Kalaupun dia tertawa seperti saya, saya sangat terpukul dan tidak bisa menyembunyikannya,” kata Agus Riyanto sambil meminta maaf berkali-kali.
Namun, Agus Riyanto mengaku sebenarnya merasakan ada yang aneh dengan Tamara Tyasmara sebelum menikah dengan Angger Dimas.
Agus Riyanto menuturkan, Tamara Tyasmara pernah mengejar istrinya hanya untuk meminta Angger Dimas tidak berpisah dan segera menikahinya.
“Maaf, saksinya ibunya. Saat masih pacaran, dikejarnya. Ibunya mana? Ditelepon lalu ditindaklanjuti. Apa gunanya? Minta saja Angger untuk tidak mengambil keputusan,” kata Agus Riyanto. .
Bahkan, kata Agus Riyanto, dirinya sudah beberapa kali mencoba mengingatkan Angger Dimas agar berpikir ulang sebelum menikah dengan Tamara Tyasmara terlebih dahulu.
Namun, mereka selalu berusaha menghilangkan segala keraguan. Sementara Angger Dimas tetap ngotot menikah dengan Tamara Tyasmara, karena merasa akan mengurus rumah tangganya sendiri.
“Iya maaf, sebenarnya tanda-tandanya sudah lama, kita abaikan saja. Saya bisik-bisik ‘Mas, kamu pasti bisa’. Karena saya dari Jakarta, saya lihat ‘Kudapan kuat. ‘,” kata Agus Riyanto.
Karena nasi sudah menjadi bubur, Agus Riyanto hanya bisa menasihati Angger Dimas untuk belajar dari keputusan hidup yang dipilihnya sebelumnya.
Makanya kemarin kalau ada keputusan seperti ini ya, ini keputusan seumur hidup. Ya baguslah dia mendapat hikmah. Tapi, kehilangan Dante, saya sedih sekali, ujarnya.
