Pahami.id – Hotline prostitusi di Kabupaten Probolinggo terus meningkat sejak pandemi Covid-19. Bahkan jumlahnya meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan sebelum virus corona menyebar.
Plt Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Heri Sulistyanto mengungkapkan berdasarkan data yang diperoleh, sebelum pandemi Covid-19 terdapat sebanyak 44 titik prostitusi.
Jumlah ini terus bertambah seiring bertambahnya waktu. Tercatat, ada 73 titik pasca pandemi Covid-19.
Saat ini, poin tersebut terus meningkat. Akhirnya laporan yang kami terima sebanyak 83 poin, ujarnya seperti dikutip dari TIMES Indonesia, media partner Pahami.id.
Data tersebut, kata dia, berasal dari hasil pendataan yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo bersama Dinas Kesehatan Jawa Timur.
Situasi ini tentu mengundang perhatian bersama. Ia berharap semua pihak dapat terlibat dalam mengurangi tingginya angka hotspot prostitusi. Jadi ini tidak normal.
“Yang mengkhawatirkan adalah dampaknya terhadap anak-anak. “Itu dianggap lumrah karena sering kita lihat,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo melalui Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pemberantasan Prostitusi di Kabupaten Probolinggo sebenarnya telah melarang praktik prostitusi.
Oleh karena itu, dia berharap jumlah titik rawan prostitusi bisa semakin berkurang.
Heri meyakini banyak sekali rumah bordil yang tersembunyi karena tidak membutuhkan modal besar. Meski hanya berbekal tikar, seseorang bisa menjalankan bisnis ilegal tersebut.