Sejarah Hari Ibu di Indonesia dan di Dunia – Sejarah

by

Bercerita tentang perayaan Hari Ibu yang diperingati setiap tahun, merupakan momen yang sangat sayang untuk dilewatkan oleh kebanyakan orang. Situasi ini tampaknya meneliti keingintahuan kita bersama untuk mengetahui asal muasal merayakan momen-momen kebesaran bagi seorang ibu khususnya, dan wanita pada umumnya. Berikut ulasan tentang sejarah Hari Ibu di Indonesia. Coba lihat!

Baca juga:

Arti Hari Ibu

Hari Ibu merupakan perayaan khusus yang juga ditetapkan sebagai perayaan internasional bagi sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Perayaan ini bertujuan untuk mengingat pengorbanan dan jasa seorang ibu yang berjuang untuk keluarganya. Makna dari perayaan ini adalah sebagai cerminan bahwa sosok ibu merupakan peran yang sangat penting dalam sebuah keluarga dan tidak dapat digantikan. Hal inilah yang mendorong semangat perempuan di masa lalu untuk memperjuangkan harga diri dan martabat bangsanya. (Baca juga: Sejarah Danau Toba)

Perayaan Hari Ibu di Indonesia biasanya dimeriahkan dengan berbagai acara yang menghibur dan memanjakan ibu rumah tangga dari tugasnya sehari-hari. Artinya, pada hari itu seorang ibu akan dibebaskan dari tugas-tugas rumah tangga seperti mencuci, memasak, dan lain-lain. Ibaratnya, seorang ibu diperlakukan seperti seorang ratu di hari dimana semua kebutuhannya harus terpenuhi. Namun secara filosofis, makna sebenarnya dari merayakan Hari Ibu adalah memaknai peran perempuan baik sebagai ibu, istri, maupun peran lain yang terkait dengan kehidupan sosialnya. Oleh karena itu, tidak heran jika di Indonesia Hari Ibu diperingati dengan sangat antusias setiap tahunnya. Tapi mencintai dan membantu seorang ibu bukan hanya karena dia merayakan Hari Ibu, tapi membantu dan mencintainya setiap hari.

Artikel terkait:

Sejarah Hari Ibu di Dunia

Menurut sejarah, Hari Ibu pertama kali dirayakan di Amerika pada tahun 1908. Pada tahun itu, Anna Jarvis, seorang tokoh berpengaruh yang lahir di West Virginia, mengadakan upacara untuk memperingati kematian ibu tercintanya. Di depan makam ibunya, Anna berjanji akan mengabdikan dirinya untuk kehidupan sang ibu di dunia. Berbagai aktivitas sosial ditekuni Anna untuk mencapai keinginan murninya tersebut. Hingga akhir hayatnya, ia aktif sebagai wanita yang memperjuangkan segala yang diperlukan untuk seorang ibu dan wanita. Perjuangan yang dilakukannya tidak sia-sia, ia dikenal sebagai pelopor Hari Ibu sedunia. Baru pada tahun 1914 Kongres Amerika Serikat mengeluarkan resolusi bersama, dan kemudian Presiden Woodrow Wilson setuju untuk menandatangani penetapan Hari Ibu.

Baca juga:

Sejarah Hari Ibu di Indonesia

Perayaan Hari Ibu di negara kita diperingati setiap tanggal 22 Desember setiap tahunnya, peringatan ini juga telah ditetapkan sebagai peringatan nasional sejak tahun 1959. Untuk tanggal peringatan di setiap negara memang terdapat perbedaan yang cukup signifikan, karena beberapa negara besar di eropa dan Amerika merayakannya di tengah tahun. Di Indonesia, peringatan Hari Ibu sengaja ditujukan untuk mendorong perempuan Indonesia menyadari pentingnya nasionalisme. Sejarah peringatan Hari Ibu di Indonesia bermula dari Sumpah Pemuda yang menarik para perempuan pada saat itu untuk berorganisasi secara mandiri, karena pada saat itu perhimpunan perempuan masih tergabung dalam organisasi kepemudaan. Berikut penjelasan pembentukan Hari Ibu sebagai perayaan nasional di Indonesia.

  • Kongres Wanita Pertama diadakan di kota pelajar Yogyakarta pada tanggal 22-25 Desember 1928. Saat itu, beberapa wanita pejuang kemerdekaan datang dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Dalam kongres ini diputuskan Persatuan Perkoempoelan Wanita Indonesia atau disingkat PPPI.
  • Pada tahun 1929, Persatuan Perhimpunan Wanita Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Persatuan Ikatan Isteri Indonesia atau disingkat PPII.
  • Kongres Wanita Indonesia Kedua yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1935. Pada saat kongres ini diselenggarakan, dibentuklah Badan Kongres Wanita Indonesia yang pada dasarnya menentukan peran wanita Indonesia sebagai pihak yang bertanggung jawab mendidik generasi baru yang berjiwa nasionalis. .
  • Kongres Wanita Indonesia III, diselenggarakan pada tahun 1938 di kota kembang, Bandung. Dalam kongres ini disepakati bahwa tanggal 22 Desember akan diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia.
  • Penetapan Hari Ibu pada 22 Desember pada Kongres Perempuan Indonesia ke-3 akhirnya diperkuat dengan pernyataan Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, dengan menegaskan dalam Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959, bahwa Hari Ibu diperingati sebagai hari nasional di Indonesia pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Hal itu tertuang dalam Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tentang hari-hari nasional yang bukan hari libur.

Baca Juga:

Berbagai peristiwa dari tahun ke tahun menjadi akar persatuan perjuangan perempuan Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia, peringatan Hari Ibu tidak hanya dimaksudkan untuk menghormati pengorbanan dan jasa perempuan, khususnya peran ibu, tetapi jasa perempuan secara universal. Selain itu, peringatan Hari Ibu menandakan semangat wanita Indonesia yang tidak bisa diremehkan. Hal ini juga tercermin dari simbol khusus di Hari Ibu berupa bunga melati. Arti dari lambang tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

  • Kekuatan dan kemurnian hati seorang ibu yang berkorban untuk keluarganya
  • Cinta mutlak seorang ibu untuk anaknya
  • Kesadaran akan kodratnya sebagai wanita yang harus berbakti kepada keluarga, ras dan negaranya.

Sebenarnya jika kita melihat sejarah masa lalu, perjuangan wanita di Indonesia dipelopori oleh pejuang wanita abad 19. Pejuang wanita Indonesia seperti Cut Nyak Dien, RA Kartini, M. Cristina Tiahahu, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Cut Meutia, dan masih banyak lagi yang telah berjuang untuk membebaskan perempuan dari penindasan baik di bidang pendidikan maupun beberapa bidang lainnya. Maka, sejak lama para feminis Indonesia ini menyatukan hati untuk bersama-sama menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan di mata dunia. Hal inilah yang dirintis kaum feminis pada masa Sumpah Pemuda untuk menunjukkan eksistensinya. Mereka mulai menggarap wacana yang melibatkan perempuan dalam gerakan kemerdekaan, termasuk perempuan dalam pembangunan, perbaikan gizi, kesehatan ibu dan anak, dan beberapa aspek lain yang berkaitan dengan kesejahteraan perempuan.

Baca juga:

Penjelasan tersebut menggambarkan bahwa pembentukan Hari Ibu sebagai peringatan nasional membutuhkan perjuangan yang tidak mudah pada saat itu. Perempuan pada masa itu memperjuangkan berbagai hal yang berkaitan dengan kesejahteraan perempuan baik sebagai ibu maupun istri. Ini adalah artikel informatif tentang sejarah Hari Ibu di Indonesia. Semoga bermanfaat bagi Anda dan lebih menghargai jasa seorang ibu dan wanita.