Taisei Marukawa Tolak Tawaran Klub J League, Akui Sudah Hidup Enak di Indonesia – Berita Hiburan

by

Pahami.id – Gelandang serang PSIS Semarang, Taisei Marukawa, mengaku mendapat tawaran bermain di Liga Jepang, Liga J. Namun, ia menolak karena merasa sudah memiliki kehidupan yang baik di Indonesia.

Menurut media Jepang, Friday Digital seperti dikutip dari Moot–jaringan Pahami.idGaji Taisei Marukawa di PSIS Semarang setara dengan gaji pemain di klub J1 League.

Hal itulah yang membuat Marukawa ingin bertahan di Liga Indonesia. Selain uang, ia juga merupakan bagian penting dari klubnya, PSIS Semarang.

Pesepakbola PSIS Semarang Taisei Marukawa (kiri) menggiring bola di bawah bayang-bayang pesepakbola Persija Jakarta Hanif Sjahbandi (kanan) saat pertandingan Liga 1 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (13/12/2022). (Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah)

“Indonesia memiliki kondisi yang lebih baik, jadi saya menolaknya,” kata Marukawa tentang tawaran dari klub J League tersebut.

Lebih lanjut, Marukawa mengaku kehidupannya kini jauh lebih baik sejak berkarier di Indonesia.

Dia bahkan tidak yakin bisa hidup nyaman jika memilih kembali ke Jepang. Apalagi, ia sudah merasakan pahitnya hidup tanpa bekal yang cukup sepanjang karirnya di Liga Malta bersama Valletta di tahun 2020.

Pemain asing Persebaya asal Jepang, Taisei Marukawa. [ANTARA Jatim/HO-Foto Tangkapan Layar Ofisial Persebaya/HA]
Pemain asing Persebaya asal Jepang, Taisei Marukawa. [ANTARA Jatim/HO-Foto Tangkapan Layar Ofisial Persebaya/HA]

“Rumah saya terpisah dari kawasan tempat tinggal orang asing. Ada juga satpam. Rumah itu memiliki tiga kamar tidur dan dua toilet. Jika saya tinggal di Jepang, saya tidak bisa hidup seperti ini,” kata Marukawa.

“Tahun ini saya bahkan harus menikahi pacar saya di luar musim,” lanjutnya.

Marukawa menjelaskan, dirinya merasa bukan siapa-siapa saat keluar dari Liga Malta untuk membela klub Indonesia pertamanya, Persebaya Surabaya.

Namun, ketika berada di Indonesia, namanya melejit dan terasa seperti bintang karena selalu dikelilingi wartawan.

“Waktu saya di Malta, gaji saya pas-pasan. Sampai di bandara Indonesia, saya merasa seperti amatir dan setelah itu saya dikerumuni wartawan dan difoto,” jelas Marukawa.