Pahami.id – Pengamat sepak bola, Sapto Haryo Rajasa tetap mengapresiasi kinerja pelatih Timnas U-17 Indonesia Bima Sakti meski gagal membawa Garuda Muda melangkah lebih jauh di Piala Dunia U-17 Indonesia 2023.
Saat menghadiri acara yang digelar secara daring, Senin (20/11/2023), pria yang akrab disapa Haryo ini mengapresiasi jalinan strategi Bima Sakti yang mampu mendulang dua poin dari tiga laga tingkat grup di tengah persiapan Garuda Muda yang sangat singkat.
Dua poin yang diraih timnas U-17 didapat saat menahan imbang tim kuat U-17 Ekuador 1-1 dan bermain imbang 1-1 dengan Panama U-17. Sedangkan sisa pertandingan berakhir dengan kekalahan 1-3 dari Maroko U-17.
“Awalnya kami mengira akan kalah bahkan kalah dalam artian tim lawan jauh lebih siap dari kami. Namun ternyata tidak demikian. Jadi saya tetap salut kepada pelatih Bima yang dalam waktu singkat mampu mengantarkan tim ini meraih dua poin tersebut di fase grup, meski akhirnya gagal lolos ke babak 16 besar, kata Haryo seperti dikutip ANTARA.
Tanpa adanya kompetisi pemuda dan hanya memanfaatkan kesempatan mengikuti Piala Dunia U-17 dengan status sebagai tuan rumah, Bima melakukan persiapan singkat sekitar empat bulan dengan memanfaatkan mayoritas pemainnya saat menjuarai Piala AFF U-16 2022, dengan menggunakan dua pemain diaspora. , melakukan seleksi pemain dari 12 kota, dan melakukan pemusatan latihan selama sebulan di Jerman.
Menurut Haryo, apa yang dilakukan Bima dalam mempersiapkan tim menghadapi Piala Dunia U-17 patut diacungi jempol karena pemain asli Balikpapan itu telah membuat Garuda Muda tampil sebaik mungkin di kejuaraan dunia dua tahunan itu, meski tentu saja ada. masih banyak catatan yang harus diselesaikan.
“Kami tidak punya kompetisi, kami tidak lolos, di mana tim lain lolos melalui kualifikasi. Artinya, mereka sudah mempunyai landasan untuk berjuang melarikan diri. “Mereka pernah bermain bersama, padahal kami bukan tim seperti itu,” kata Haryo.
“Di beberapa kota kami mengambil beberapa pemain, kami mencoba melakukan scout di beberapa kota, kami juga melakukan persiapan di Jerman selama sebulan. Tapi bukan level kompetisinya, tapi level kompetisilah yang akan membentuk kita menuju turnamen ini, tambahnya.
“Kami mampu bersaing dengan Ekuador yang menurut saya jauh melebihi ekspektasi, meski permainannya masih banyak perbaikan. Dari segi teknis, pengambilan keputusan masih sangat kurang. “Tapi secara keseluruhan saya puas, terpaut dua poin dari ekspektasi kami,” tambahnya.
Lebih lanjut, dengan selesainya perjalanan Indonesia di Piala Dunia U-17, Haryo menggarisbawahi bahwa induk sepak bola Indonesia, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) harus bisa memanfaatkan momentum penyelenggaraan kejuaraan dunia di kalangan pemain sepak bola muda. sebaik mungkin untuk masa depan jelang sepak bola Merah Putih kedepannya.
“Tapi setidaknya yang bisa kami ambil adalah kami mendapat dua poin, kami punya atmosfer Piala Dunia. “Apa yang ingin kami lakukan dengan tim ini ke depannya, mungkin itu yang jadi pertanyaan,” tutupnya.