Maarten Paes Puzzle Terakhir Timnas Indonesia? Statistiknya Gemilang di MLS 2023 – Berita Hiburan

by

Pahami.id – Maarten Paes membawa harapan besar bagi Timnas Indonesia. Penjaga gawang keturunan paspor Belanda akan menjadi tambahan berharga bagi Garuda.

Sejauh ini timnas Indonesia belum memiliki kiper turun temurun. Di tengah gencarnya naturalisasi PSSI, penjaga gawang menjadi pilar yang tak pernah terjamah.

Kini, tiang gawang Timnas Indonesia mendapat angin segar karena Maarten Paes disebut-sebut bersedia dinaturalisasi.

Kehadiran Paes menimbulkan pertanyaan apakah sosoknya menjadi kepingan teka-teki terakhir timnas Indonesia?

Melihat statistik pemain klub Major League Soccer (MLS) FC Dallas musim ini, peluang Maarten Paes untuk memperkuat timnas Indonesia cukup besar.

Maarten Paes, Kiper FC Dallas Diprediksi Akan Dinaturalisasi (Instagram/maartenpaes)

Menurut laman resmi Major League Soccer (MLS), kiper yang pernah bermain untuk klub Belanda FC Utrecht ini memiliki statistik cemerlang bersama FC Dallas di MLS 2023.

Paes mencatatkan 94 penyelamatan dalam 30 pertandingan MLS pada tahun 2023. Persentase keberhasilan penyelamatannya mencapai 76,4 persen.

Selain itu, Paes tercatat menghadapi tiga situasi penalti di luar babak tos-tos. Ia berhasil mencatatkan dua penyelamatan, artinya hanya kebobolan satu kali dalam situasi tersebut.

Statistik apik Paes di MLS 2023 menjadikannya calon kiper terbaik Timnas Indonesia. Namun, belum diketahui kapan proses naturalisasi sang pemain akan dimulai.

Ketum PSSI Erick Thohir sudah menyampaikan kepastian naturalisasi Maarten Paes. Ia berharap kedatangannya bisa menambah kekuatan Garuda.

Sama seperti Maarten Paes, kiper utama FC Dallas di MLS. Kita tunggu, kita lihat saja, kata Erick Thohir pada 16 Desember 2023.

“Jangan lelah, tapi yang penting semua yang percaya membangun Timnas Indonesia, ayo!”

Selama proses naturalisasi Maarten Paes dilakukan PSSI, Timnas Indonesia masih bergantung pada kiper lokal.

Di Piala Asia 2023, Shin Tae-yong memboyong tiga kiper yakni Syahrul Trisna, Ernando Ari, dan Muhammad Riyandi.