Jakarta, Pahami.id –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump Menuduh presiden AS 44 Barack Obama Berusaha untuk mengkhianati.
Trump menuduh Obama berusaha menghubungkan dirinya dengan Rusia dan merusak kampanyenya dalam pemilihan presiden AS 2016.
Tuduhan Trump terhadap Obama juga tanpa mengungkapkan satu bukti, dikutip dari Reuters.
Tuduhan terhadap Obama dibesarkan oleh Trump saat berbicara di ruang oval Gedung Putih pada hari Selasa (7/22) waktu setempat. Pada waktu itu Trump menanggapi pernyataan sebagai direktur intelijen Tatsi Gabbard Tatsi Gabbard pada hari Jumat (18/7).
Pada waktu itu Gabbard mengancam akan menargetkan petugas era Obama ke Departemen Kehakiman untuk mencoba penilaian intelijen yang terkait dengan intervensi Rusia dalam pemilihan 2016.
Gabbard sebelumnya menyatakan dokumen kasus yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dikeluarkan oleh “konspirasi pengkhianatan” oleh pejabat pemerintah Obama yang tinggi pada tahun 2016 untuk melemahkan Trump.
Klaim itu kemudian dikritik oleh Partai Demokrat sebagai klaim palsu dan penuh dengan konten politik.
“Di sana, dia bersalah, ini adalah pengkhianatan,” kata Trump dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (7/22).
“Mereka mencoba mencuri pemilihan, mereka mencoba mengaburkan pemilihan. Mereka melakukan hal -hal yang tidak pernah dibayangkan oleh siapa pun, bahkan di negara lain,” kata Trump.
Analisis intelijen yang terkait dengan pelecehan Rusia dalam pemilu 2016 yang dirilis pada 2017 menyimpulkan bahwa Rusia berusaha merusak kampanye pemilihan presiden Hillary Clinton dari Partai Demokrat dan memperkuat Trump dengan menggunakan informasi di media sosial, peretasan, dan Perahu pertanian Rusia.
Namun, penilaian intelijen juga menetapkan bahwa dampak aktual dari kemungkinan terbatas dan tidak ada bukti bahwa upaya Moskow telah benar -benar mengubah hasil pemungutan suara.
Trump, yang digunakan untuk mempromosikan teori konspirasi palsu, berulang kali mengutuk penilaian intelijen sebagai “Hoaks”.
Sementara itu, juru bicara Obama segera mengutuk klaim yang dibuat oleh Trump.
“Tuduhan aneh ini sangat bodoh dan merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian yang lemah,” kata seorang juru bicara Obama dalam sebuah pernyataan.
(BAC/BAC)