Jakarta, Pahami.id –
Presiden AS Donald Trump bersikeras Ukraina menerima undangan Rusia Untuk mengadakan pembicaraan damai langsung di Türkiye pada hari Kamis (5/15).
Menurut Trump, pertemuan itu tidak harus menunggu gencatan senjata 30 hari.
“Presiden Putin dari Rusia tidak ingin membuat perjanjian gencatan senjata dengan Ukraina, tetapi ingin bertemu pada hari Kamis, di Türkiye, untuk menegosiasikan kemungkinan mengakhiri pertumpahan darah,” tulis Trump tentang kebenaran sosial yang disebutkan yang disebutkan CNNMinggu (11/5).
“Ukraina harus setuju dengan ini, segera. Setidaknya mereka akan dapat menentukan apakah perjanjian itu dapat dicapai atau tidak, dan sebaliknya, para pemimpin Eropa dan AS akan tahu segalanya dan dapat bertindak sesuai!”
Trump juga mengungkapkan bahwa keraguannya siap mencapai kesepakatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Ukraina Volodyyr Zelensky mengatakan dia siap untuk bertemu Putin, tetapi ingin Rusia pertama kali menyetujui gencatan senjata 30 hari yang diusulkan oleh Amerika Serikat.
Para pemimpin Prancis, Inggris, Jerman, Polandia dan Ukraina bertemu di Kyiv pada hari Sabtu (10/5) untuk menyampaikan Ultimatum kepada Putin.
Sementara itu, Trump semakin aktif dalam upaya perdamaian Ukraina melalui rute terpisah dari sekutu tradisional Eropa.
Pada pidato awal hari Sabtu, Putin tidak menanggapi tawaran gencatan senjata. Sebaliknya, ia mengusulkan untuk mengadakan diskusi langsung dengan Kyiv di Türkiye.
Para pemimpin Eropa dengan cepat menolak imbalan Putin secara terbuka. Keith Kellogg, pembawa pesan khusus Trump untuk Ukraina, sebelumnya mengindikasikan bahwa ia sejalan dengan posisi pemimpin Eropa sebelum Trump menyatakan pandangannya di media sosial.
(Isn/isn)