Berita Pemprov DKI Gandeng Polisi Berantas Premanisme Berkedok Ormas

by
Berita Pemprov DKI Gandeng Polisi Berantas Premanisme Berkedok Ormas


Jakarta, Pahami.id

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Buka pemungutan suara pada kemungkinan penggemar dengan nama Organisasi Komunitas (Organisasi Massa) atau CSO yang melakukan intrusi di ibukota Indonesia.

Pramono memastikan bahwa pemerintah daerah Jakarta akan hadir dalam memberantas penggemar dengan nama organisasi massa.

Dia mengatakan bahwa PP dan polisi selalu bekerja di lapangan.


“Pemerintah Jakarta harus hadir, karena kerja sama antara PP dan polisi dan lapangan terjadi,” kata Pramono dalam Jasmine, Jakarta, Senin (5/26).

Menurut Pramono, praktik -praktik di Jakarta ini bukanlah masalah yang membutuhkan perhatian lebih lanjut.

Pramono menekankan bahwa yang paling penting adalah bahwa siapa pun harus mematuhi dan mengirimkan aturan permainan.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan dan Urusan Arya Sugiartto telah meminta para pemimpin regional dan polisi regional untuk ragu -ragu untuk tegas dengan organisasi kerusuhan.

Cara meminta kepala regional untuk berkoordinasi dengan forkopimda, Capolres, ke tentara setempat. Menurutnya, pemerintah harus memastikan bahwa tidak ada organisasi massa yang bertindak sewenang -wenang.

“Kami meminta kepala regional untuk berkoordinasi dengan Forkopimda, dengan kepala polisi, Dandim, Kaja Kajari semuanya untuk memastikan langkah -langkah hukum, tidak ada warisan organisasi yang melanggar hukum,” kata Bima di kompleks parlemen pada hari Senin (5/5).

Bima tidak menyangkal bahwa partainya juga menerima keluhan tentang penggemar oleh organisasi massa. Namun, ia menolak menyebutkan nama organisasi massa.

Sementara itu, polisi metropolitan Jakarta dan pangkatnya menahan 3.559 orang yang terkait dengan penggemar selama dua minggu pelaksanaan operasi pemberantasan Jaya atau pada 9-23 Mei 2025.

“Dari hasil operasi operasi pemberantasan Jaya, saya harus mengatakan bahwa kami telah sekitar 3.599 orang yang terlihat dalam kasus preman,” kata Karoops Polda Metro Jaya Kombes I Ketut Gede Wijatmika kepada wartawan pada hari Senin (5/26).

Dari jumlah tersebut, total 3.251 orang menjalani pelatihan dengan rincian 59 orang di polisi distrik Metro Jaya dan 3.192 orang yang dipupuk oleh peringkat Polandia.

“Dari 3.599, itu digunakan sebagai tersangka dari 348 orang dengan rincian 83 orang yang disebutkan oleh polisi regional, sementara 265 dinobatkan sebagai tersangka oleh pangkat Polandia,” kata Wijatmika.

Dari ratusan tersangka, 56 di antaranya adalah anggota Organisasi Massa, 31 Pancasila Youth (PP), 10 FBR, 11 dari Trinusa, satu dari BPPKB, satu dari GBNI, satu dari Grib Jaya, dan satu dari Gibas.

Wijatmika mengatakan bahwa partainya juga menerbitkan 1.801 organisasi dalam bentuk spanduk dan bendera yang dipasang di ruang publik. Kemudian, total 130 ilegal atau non -rule juga terungkap.

Operasi pemberantasan preman yang dilakukan oleh polisi metropolitan Jakarta juga telah dilakukan secara bersamaan sejak bulan lalu di semua polisi dan staf regional di Indonesia. Ini adalah perintah dari markas Kepolisian Nasional untuk memastikan keselamatan di masyarakat, terutama untuk memastikan adanya investasi di Indonesia.

(MNF/Kid)